Dibanding Malaysia, S&P Lebih Khawatirkan Indonesia

Reporter : Syahid Latif
Senin, 7 September 2015 18:41
Dibanding Malaysia, S&P Lebih Khawatirkan Indonesia
Ringgit Malaysia boleh saja jatuh lebih dalam dari rupiah. Namun S&P menyebut kondisi ini lebih mengkhawatirkan.

Dream - Kurs ringgit Malaysia boleh saja jatuh lebih dalam dibandingkan rupiah. Namun, lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor's (S&P) justru lebih khawatir pada kondisi Indonesia.

Terkena imbas dari gonjang-ganjing politik Malaysia, S&P justru menyebut Indonesia akan menghadapi gelombang arus balik dana asing besar-besaran.

" Indonesia lebih rentan terhadap perpindahan arus masuk dan keluar dana asing. Kami khawatir dengan cadangan devisa Indonesia," kata Director of Sovereign Rating S&P di Singapura, Kyran Curry seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin, 7 September 2015.

S&P menilai pasar modal Malaysia relatif lebih dalam dibandingkan Indonesia. Korporasi dan bank di Malaysia dianggap tak terlalu bergantung pada dana asing untuk terus bertumbuh.

Cadangan devisa Indonesia hingga akhir Juli 2015 telah berkurang 7 persen. Meski lebih rendah dari Malaysia, Curry mengaku khawatir otoritas moneter di Indonesia telah menguras habis dananya untuk menstabilkan nilai mata uang rupiah.

Pemerintah Indonesia telah melakukan beragam upaya untuk menekan pelemahan rupiah dan surat utang negara. Perusahaan pemerintah bahkan diperintahkan untuk melakukan aksi buy back untuk mencegah turunnya harga saham.

" Pemerintah memang telah berbuar sesuatu dan bank sentral bekerja keras memperluas pasar domestik, namun itu membutuhkan waktu panjang untuk berkembang," kata Curry.

Bloomberg mencetat dana asing senilai US$ 467 juta telah ditarik dari Indonesia pada tahun ini. Tahun lalu, asing telah menggelontorkan dana hingga US$ 3,8 miliar.

" Malaysia memang tak pernah mengalami serbuan dana asing seperti Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini," katanya. (Ism) 

Beri Komentar