Iseng Foto Suami Bagikan Ikan di Sosmed, Tahunya Order Membludak

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Senin, 20 April 2020 09:48
Iseng Foto Suami Bagikan Ikan di Sosmed, Tahunya Order Membludak
Kini, dia bisa menjual puluhan kg ikan segar.

Dream – Kebijakan lockdown atau yang dikenal di Indonesia sebagai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) telah membuat dunia usaha terpukul. Banyak pelaku industri harus berjuang bertahan karena pemasukan turun tajam selama wabah Covid-19.

Mereka yang tak bisa bertahan terpaksa harus merumahkan karyawan tanpa gaji atai paling drastis, menjatuhkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Tindakan terakhir inilah yang menimpa seorang ayah di Malaysia. Dia dipecat dari pabrik tempatnya bekerja.

Dikutip dari World of Buzz, Senin 20 April 2020, Mohd Hasrul Abd Hamid (42 tahun) awalnya adalah buruh pabrik di Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia. Berdasarkan aturan lockdown Negeri Jiran, pabriknya tutup operasional sementara.

Walaupun tak lagi bekerja di pabrik, Hasrul banting setir jualan ikan. Itu pun tak disengaja.

“ Saya beli ikan dari teman. Saya beli, lalu membagikannya kepada keluarga,” kata dia kepada Mstar.

1 dari 2 halaman

Istri Iseng Unggah Foto, Pesanan Membludak

Sang istri memfoto ikan yang dibeli Hasrul dan mengunggahnya di sosial media. Kemudian, teman istri bertanya kepada istri Hasrul apakah jualan ikan dan bisa memesannya kepadanya atau tidak.

“ Seorang teman pernah pesan 5 kg,” kata Hasrul.

Melihat peluang ini, Hasrul tak mau hanya menjual ikan 5 kg. Jadi, dia mulai mempromosikan ikan kembung dagangan di grup WhatsApp Serembam.

Sang anak tak ketinggalan mempromosikan ikan dagangan sang ayah. Setelah viral, pada hari ketiga penjualannya melonjak hingga 62 kg.

2 dari 2 halaman

Prioritaskan Kebutuhan Anak

Hasrul menjual ikan kembung segar seharga 10 ringgit (Rp35.757) per kg. Dia mengirimkan ikan kembung ke alamat mana pun di Seremban. Free ongkir!

Selain ikan kembung, dia juga berjualan baju secara online. Pendapatannya ini turun naik akibat kebijakan lockdown.

Ayah enam anak ini harus mengendalikan pengeluaran dengan membeli barang-barang yang penting. “ Saya memprioritaskan kebutuhan anak-anak, seperti makanan dan popok. Kami juga membelanjakan uang secara cerdas,” kata dia.

Beri Komentar