Bisnis Bimbel tapi Dilarang Cuan, Miliarder Terpaksa Pecat 60 Ribu Guru Privat

Reporter : Alfi Salima Puteri
Rabu, 12 Januari 2022 08:35
Bisnis Bimbel tapi Dilarang Cuan, Miliarder Terpaksa Pecat 60 Ribu Guru Privat
Pada tahun 2021, China memberlakukan peraturan baru terkait les privat atau bimbingan belajar yang dinilai menjadi pemicu kesenjangan sosial.

Dream - Salah satu penyedia bimbingan belajar (Bimbel) terbesar di China terpaksa memecat 60 ribu pegawaynya pada tahun lalu. Pemecatan dilakukan imbas aturan pemerintah China yang melarang les privat dan bimbingan belajar di negara itu.

Miliarder pendiri New Oriental Education, Yu Minhong – mengkonfirmasi melalui sebuah postingan di media sosial WeChat, perusahaannya mengalami terlalu banyak perubahan pada tahun 2021.

" Pada tahun 2021, New Oriental Education menghadapi terlalu banyak perubahan. Banyak bisnis kami berada di dalam keadaan yang tak pasti akibat kebijakan, pandemi, masalah hubungan internasional, dan alasan lain," tulis Yu, dikutip dari CNN Business, Selasa, 11 Januari 2022.

Yu mengatakan perusahaan Bimbelnya harus memecat 60 ribu karyawan karena pendpatan mereka menurun hingga 80 persen.

Ia juga menyebutkan perusahaanya kehilangan valuasi pasar hingga 90 persen sepanjang tahun.

1 dari 3 halaman

Ada Guru Bimbel Pura-Pura Jadi Bekerja Sebagai ART

Pada tahun 2021, China memberlakukan aturan baru terkait perusahaan bimbingan belajar. Pemerintah memaksa perusahaan untuk beralih sebagai lembaga non-profit untuk mengurangi tekanan pada anak-anak negara itu.

Les privat atau bimbel juga dinilai menjadi pemicu kesenjangan sosial.

Selain perusahaan Bimbel harus memecat pegawai mereka, ada beberapa guru yang harus berpura-pura menjadi asisten rumah tangga (ART) atau teknisi perbaikan listrik untuk bisa memberikan les.

2 dari 3 halaman

Bikin Bisnis Bimbel, Kekayaan Pria Ini Tajir Melintir

Dream – Bisnis bimbingan belajar (Bimbel) tak bisa lagi dipandang sebelah mata. Buktinya, seorang pria bisa menjadi seorang triliuner lewat bisnis les privat. Siapakah dia?

Dikutip dari Bloomberg, Rabu 25 April 2018, pria itu bernama Liu Yachao. Liu membuat perusahaan penyedia jasa tutor bagi siswa di Tiongkok. Perusahaan ini bernama TAL Education Group.

Tingginya permintaan guru les matematika di Tiongkok membuat saham perusahaan ini melesat dan membuat kekayaannya berlipat ganda.

Sekadar informasi, laporan dari HSBC Holding Inc tahun lalu menyebutkan rata-rata orang tua di Tiongkok membelanjakan uang sebesar US$42.892 (Rp565,61 juta) untuk pendidikan anak. Sebanyak 93 persen di antaranya rela membayar biaya les privat.

3 dari 3 halaman

Kekayaan Sampai Rp91 Triliun

Permintaan ini membuat nilai pasar TAL tumbuh 46 persen menjadi US$21,1 miliar (Rp293.000 triliun).

Liu merupakan guru matematika yang pertama kali yang bergabung di perusahaan ini. Pria berusia 36 tahun itu menjabat sebagai chief operating officer (COO) TAL Education Group dan menjadi direktur divisi sekolah menengah pada 2005 dan memimpin divisi riset dan guru.

Kini, Liu memiliki 4,7 persen saham senilai US$1 miliar (Rp13,88 triliun).

Pendiri TAL Education Group lainnya, Zhang Bangxin, memiliki kekayaan sebesar US$6,6 miliar (Rp91,49 triliun), berdasarkan data Bloomberg Billionainare Index (BBI).

(Sah)

Beri Komentar