Jakarta Teratas, Ini 8 Kota Muslim Masa Depan

Reporter : Editor Dream.co.id
Kamis, 24 April 2014 08:24
Jakarta Teratas, Ini 8 Kota Muslim Masa Depan
Dari semua kota di 34 negara muslim yang sedang berkembang di dunia, Jakarta nomor wahid. Bakal paling cemerlang. Kenapa?

Dua " penyakit" Jakarta ini sudah sangat menyusahkan. Banjir dan macet. Dan susah betul mencari jalan bagaimana menyudahinya, padahal kerugian yang dipikul sudah triliun. Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla, pernah memperkirakan bahwa kerugian lantaran banjir di Jakarta, sekitar Rp 10 triliun. Jumlahnya memang tinggi karena area banjir itu sangat luas.

" Dulu lima tahun lalu berdasarkan perhitungan Bappenas, kerugian akibat banjir di Jakarta bisa mencapai Rp1 triliun, setelah lima tahun mungkin kerugiannya bisa sampai Rp10 triliun," kata Jusuf Kalla, Januari lalu.

Kerugian karena kemacetan juga membubung. Dr Heru Sutomo dari Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral), tahun lalu, menjelaskan bahwa kerugian akibat banjir sekitar Rp35 triliun. Perkiraan rincian adalah biaya bensin yang sia-sia mencapai Rp 2 triliun dan biaya operasi kendaraan Rp 23 triliun. Yayasan Pelangi, yang juga pernah meneliti soal kerugian karena kemacetan ini, menemukan bahwa tahun 2005 lalu, kerugian karena kemacetan itu Rp 12,8 triliun.

Dan jumlah itu terus saja berlipat. Hasil Study on Integrated Tranportation Master Plan Phase II (SITRAMP II) berikut ini. Studi yang dilakukan Bappenas dan JICA ini adalah rujukan bagi PT Mass Rapid Transportation demi mengusulkan pentingnya transportasi umum di ibukota ini. Hasilnya adalah --jika kemacetan tak bisa diurai --kerugian yang dipikul Jakarta sebesar Rp 65 triiun pada tahun 2020. Rugi karena waktu yang terbuang karena kemacetan sekitar Rp 40 triliun dan Rp 35 triliun karena kendaraan terjebak macet.

Belum lagi kerugian non material, emosi kerap kali meletup bersaing merebut jalan yang sempit. Kerugian waktu, yang menyebabkan kita memang jadi tua di jalan.

Tapi janganlah terlalu pesimis tentang kota ini. Masa depan Jakarta ini masih cemerlang, bahkan sangat menjanjikan. Setidaknya begitu menurut hasil studi lembaga konsultan AT Kerney. Dalam katagori kota di negara berkembang, Jakarta masuk sebagai kota masa depan. 

Dalam kategori yang lain, katagori kota di negara-negara anggota Organisasi Konferensi Islam (Organization of the Islam Conference-OIC), Jakarta menempati posisi paling atas. Laporan AT Kerney menemukan delapan negara muslim anggota OIC bakal bersinar dalam 10-20 tahun mendatang. Jakarta bertengger di posisi puncak dengan skor 24,7.

Dalam laporan itu juga disebutkan bahwa negara-negara berkembang yang masuk kategori berpendapatan rendah hingga menengah, akan menunjukan tajinya di kancah internasional dalam 10 sampai 20 tahun ke depan. 

Pemeringkatan ini dibuat berdasarkan penilaian 10 indikator utama. Tiga indikator terpenting dalam penilaian ini adalah aktivitas bisnis, sumber daya manusia (SDM), dan inovasi. Ketiganya dianggap penting dalam menarik pebisnis muda dan tentunya investasi asing. 

Jakarta dianggap memiliki kemajuan terbaik dalam indikator Emerging Cities Outlook (ECO) yang dibuat AT Kerney. Kota yang pernah bernama Batavia ini unggul dalam perkembangan SDM dan dalam hal stabilitas dan keamanan. 

Jakarta juga dinilai berkembang pesat dalam menyelesaikan persoalan pemerataan pendapatan dan isu-isu lingkungan. 

Selain Jakarta, kota besar dari negara muslim lain yang masuk sebagai kota masa depan adalah Kuala Lumpur. Jiran ini menempati peringkat 10 di jajaran negara berkembang. 

Berikut adalah delapan kota besar muslim dari kelompok negara berkembang yang bakal bersinar:

1. Jakarta peringkat 1 dari 34 negara berkembang

2. Kuala Lumpur, Malaysia (Peringkat 10)

3. Istanbul, Turki (peringkat 15)

4. Tunis, Tunisia (peringkat 18)

5. Dhaka, Bangladesh (peringkat 19)

6. Casablanca, Maroko (peringkat 23)

7. Kairo, Mesir (peringkat 30)

8. Karachi, Pakistan (peringkat 34)

Beri Komentar