Jembatan Comal Pemalang Amblas, Bus Dilarang Naikkan Tarif

Reporter : Ramdania
Rabu, 23 Juli 2014 06:06
Jembatan Comal Pemalang Amblas, Bus Dilarang Naikkan Tarif
Amblasnya Jembatan Kali Comal memberikan dampak besar pada arus mudik tahun ini. Pasalnya, masyarakat harus melewati jalur alternatif yang lebih panjang dibandingkan melewati jalur utama Pantura itu.

Dream - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, pengusaha angkutan umum (Perusahaan Otobus -PO) tidak boleh menaikkan tarif terkait amblesnya jembatan Kali Comal di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, meski terjadi pengalihan rute yang menyebabkan jarak tempuh menjadi lebih jauh.

" Tidak ada kenaikan tarif angkutan umum," tegas Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta, seperti dikutip dari situs Kemenhub, Selasa, 22 Juli 2014.

Menurut Bambang, pihaknya sudah berkordinasi dengan Organda (Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Jalan) mengenai tarif tersebut.

" Organda menyatakan, tidak akan ada kenaikan tarif," tegas Bambang.

Seperti diketahui, dampak amblesnya jembatan Kali Comal, yang merupakan jalur utama Pantai Utara (Pantura) Jawa, rute Angkutan Lebaran 2014 dialihkan melalui tiga alternatif yaitu pertama melalui jalan - jalan kecil di sekitar wilayah Kabupaten Pemalang.

" Ini hanya untuk kendaraan kecil," tutur Bambang.

Alternatif kedua pengalihan melalui jalur tengah yaitu dari Semarang ke arah Wonosobo - Banjarnegara - Purbalingga, Purwokerto-Tegal yang berjarak 26 kilo meter. Alternatif ke tiga adalah melalui jalur selatan, Bandung- Garut, Tasikmalaya- Ciamis, Banjarnegara-Kebumen- Karanganyar- Kutoarjo-Purwokerto-Yogyakarta -Magelang- Semarang berjarak 65 - 70 kilo meter.

Dengan jauhnya rute alternatif, maka akan menambah biaya operasi kendaraan terutama bahan bakar.

" Ada juga alternatif, jika penumpang dari PO yang sama penumpang turun di seberang kali, kemudian menyeberang sungai kemudian diangkut PO lainnya ke tujuan," papar Bambang.

Bambang mengakui, terputusnya jalur utama Pantura sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan Angkutan Lebaran 2014. Pasalnya, di jalur ini selama musim mudik lebaran terjadi 44.000 trafik per hari. Bambang berharap, penanganan yang melibatkan berbagai pihak termasuk pasukan Zikon (Zeni Konstruksi) TNI AD bisa digunakan meskipun hanya sementara.

" Karena itu, kita lakukan rekayasa lalu lintas," tandas Bambang. (Ism)

Beri Komentar