Dream - Pemerintah Jepang memperkenalkan uang kertas baru pertamanya dalam dua 20 tahun terakhir. Uang baru ini menggunakan teknologi hologram 3D yang bertujuan untuk memerangi aksi pemalsuan.
Perdana Menteri Fumio Kishida memuji fitur-fitur anti-pemalsuan yang canggih pada uang kertas yen berdenominasi 10.000, 5.000, dan 1.000 yang baru itu sebagai sesuatu yang bersejarah.
Meskipun meluncurkan edisi terbaru, uang kertas yang selama ini digunakan akan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
Menurut laporan media lokal, uang kertas yang lama masih diperlukan untuk sebagian besar mesin penjual otomatis dan ongkos bus.
ujarnya kepada para wartawan di Bank of Japan, dikutip dari CEO Insight Asia, Jumat, 5 Juli 2024.
Kishida menyoroti bahwa individu-individu yang digambarkan dalam uang kertas tersebut melambangkan pencapaian Jepang dalam hal kapitalisme, kesetaraan wanita, dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Uang kertas 10.000 yen, yang setara US$62 berdasarkan nilai tukar saat ini, menampilkan Eiichi Shibusawa, yang dikenal sebagai " bapak kapitalisme Jepang" dan tokoh penting dalam modernisasi ekonomi Jepang.
Dengan banyak perusahaan yang didirikan, Shibusawa memainkan peran penting dalam membentuk ekonomi Jepang.
Uang kertas 5.000 yen, yang bernilai sekitar US$30, menampilkan Umeko Tsuda, seorang feminis dan pendidik perintis yang mendirikan sebuah perguruan tinggi.
Pada uang kertas 1.000 yen, bernilai sekitar US$6,20, terdapat Shibasaburo Kitasato, seorang dokter dan ahli bakteriologi terkenal yang dikenal karena kontribusinya yang signifikan dalam mempelajari tetanus dan wabah pes.
Di sisi sebaliknya, masing-masing uang kertas menampilkan Stasiun Tokyo, bunga wisteria, dan Gunung Fuji karya seniman ukiyo-e Katsushika Hokusai.
Pemerintah berencana untuk mencetak hampir 7,5 miliar uang kertas baru ini pada akhir Maret tahun depan. Diperkirakan sekitar 1,6 triliun yen (atau sekitar US$10 miliar).
Uang kertas baru ini akan beredar dalam satu hari.
Selain itu, uang kertas baru ini memiliki cetakan yang lebih besar untuk meningkatkan keterbacaan, yang sangat bermanfaat bagi populasi Jepang yang semakin menua.
Pada awalnya, uang kertas baru ini akan didistribusikan ke bank-bank dan lembaga keuangan lainnya sebelum tersedia di ATM dan toko-toko, seperti yang diuraikan oleh Bank of Japan.
Uang tunai tetap menjadi moda transaksi yang dominan di Jepang, dengan pembayaran non-tunai yang lebih lambat untuk diadopsi secara luas dibandingkan dengan banyak negara lain.