Eiger Punya Jurus Untuk Bertahan Di Tengah Pandemi COVID-19. (Foto: Dream.co.id/Putu Monik Arindrasari)
Dream – Pandemi Covid-19 turut memukul perekonomian Tanah Air. Salah satunya daya beli masyarakat yang turun. Hal ini pula yang dirasakan Eiger sebagai brand tas lokal.
Menurut Brand Marketing Manager Eigerindo, Nabila Puterina, turunnya daya beli menyebabkan Eiger melakukan penyesuaian terhadap target penjualan.
“ Kami menyesuaikan target, awalnya sebulan targetnya berapa, jadinya kami kurangi karena memang secara skala orang mau masuk ke toko aja kita batasi,” kata Nabila saat kunjungan media ke Eiger Adventure Flagship Store Sumatera, Bandung, Jawa Barat, Selasa 16 Maret 2021
Selain itu, Eiger juga membuat strategi baru. Salah satunya berupa meluncurkan produk Eiger Protect. Tujuannya agar tetap dapat menggaet konsumen di masa pandemi ini.
Eiger Protect merupakan solusi yang ditawarkan Eiger kepada konsumen untuk menghadapi pandemi. Berawal dari menyediakan Alat pelindung Diri (APD) hingga masker.
“ Ketika orang-orang tau Eiger cuma buat naik gunung dan semacamnya, jangan salah kita juga di pandemi ini menawarkan solusi, nih,” ucap Nabila
Perempuan lulusan Taylor's University itu juga mengungkapkan produk-produk mountaineering, seperti peralatan camping jadi primadona di masa pandemi ini. Hal ini disebabkan oleh orang-orang yang lebih merasa aman ke alam.
“ Justru untuk beberapa tipe produk, khususnya di mountaineriing, tenda, dan peralatan camping, quantity-nya naik,” kata dia.
Dream - Eiger brand lokal yang menyasar kaula muda berjiwa petualang terus fokus, menyajikan berbagai inovasi di tengah pesaingan pasar yang ketat.
Eiger melakukan riset serta ekspedisi untuk membuat serta menguji produknya. Yang terbaru mereka menyesuaikan kebutuhan petualangan di wilayah tropis seperti Indonesia.
" Brand berfokus ke arah tropis, tim development harus memberikan arahannya juga, sebelum mengadakan ekspedisi real juga diadakan ekspedisi riset," ujar Harimula Muharam, General Manager Marketing Manager PT Eigerindo MPI dalam sharing session Company Visit Elgerindo Multi Produk Industri di Bandung, Jawa Barat, Senin kemarin.
© © Shutterstock.com
Fokus produk Eiger menyesuaikan dengan daerah tropis menjadi pembeda dari produk tas lain kompetitor di pasaran.
" Dengan fokus eiger ke hutan tropis, ketika petualang luar mau masuk ke tropis mereka akan mencari tahu tentang Eiger, ini akan jadi diferensiasi yang kuat," ungkap Harimula.
Eiger juga mengungkapkan produk tas baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Sesuai dengan keperluan petualang di wilayah tropis serta mengedepan keberlangsungan lingkungan. Eiger meluncurkan tas bertajuk 'Eco Savior'.
© © Shutterstock.com
" Eco Savior dibuat dalam rangka mengurangi virgin material secara bertahap, walaupun bertahap tapi ada langkah kecil yang bisa kita lakukan" kata Oki Lutfi, Product Designer PT Eigerindo MPI dalam kesempatan yang sama.
Eco Savior besutan Eiger disusun dari 50 plastik daur ulang. Selain itu, bambu jadi salah satu komponen unik yang terdapat di tas ramah lingkungan ini.
Oki menambahkan bahan bambu dipilih karena Indonesia memiliki jenis bambu berjumlah banyak. Pertumbuhan bambu juga lebih cepat dibanding pohon penghasil kayu, dan kelenturan bambu juga mumpuni.
Dream - PT Eigerindo Multiproduk Industri, perusahaan yang terkenal dengan brand Eiger mengajak wartawan melihat lebih dekat proses produksi produk mereka, khususnya di saat pandemi ini.
Dream.co.id juga diberikan kesempatan melihat langsung produksi brand lokal nomer wahid outdoor activity equipment di pabrik Eksonindo Manufacturing, lokasinya jalan Terusan Kopo-Soreang, Kabupaten Bandung, Senin 15 Maret 2021.
Produk Eiger didirikan Ronny Lukito pada 1979 di bawah naungan PT Eigerindo Multi Produk Industri. Awalnya sang pendiri melakukan kegiatan produksi di atas lahan seluas 60 meter persegi dan bermodal dua buah mesin jahit.
Diawali dari industri rumahan. Tas merek Exsport merupakan produk pertamanya. Kemudian muncul Eiger di 1989, dan terakhir merek Bodypack. Ketiganya diproduksi di pabrik yang sama.
Asal muasal nama Eiger diambil dari nama sebuah Gunung berketinggian 3970 mdpl. Terletak di Swiss. Masuk dalam kategori gunung ke-3 paling sulit didaki.
Kunjungan awal disambut presentasi singkat dari Christian Hartanto Sarsono, Deputy CEO PT Eigerindo Multi Produk Industry.
© © Putu Monik Arindasari
Kata Christian, Eiger terus mendukung aktivitas petualangan yang dapat memberikan keuntungan pada masyarakat lokal setempat.
" Apakah hasil analisa kebudayaan, atau potensi penduduk lokal yang dapat dikembangkan. Itulah tujuannya mengapa dalam satu eksplorasi kita memfokuskan apa sih yang bisa kita berikan," tuturnya.
Kunjungan awal disambut presentasi singkat dari Christian Hartanto Sarsono, Deputy CEO PT Eigerindo Multi Produk Industry.
Kata Christian, Eiger terus mendukung aktivitas petualangan yang dapat memberikan keuntungan pada masyarakat lokal setempat.
" Apakah hasil analisa kebudayaan, atau potensi penduduk lokal yang dapat dikembangkan. Itulah tujuannya mengapa dalam satu eksplorasi kita memfokuskan apa sih yang bisa kita berikan," tuturnya.
Masa pandemi mengubah beberapa hal dalam proses produksi dan cara kerja karyawan pabrik. Pengecekan suhu dan sterilisasi dengan disinfectan chamber menjadi rutinitas baru sebelum karyawan memulai pekerjaan.
Jaga jarak juga diterapkan di dalam lingkungan pabrik. Terdapat satu baris tempat produksi yang dikosongkan untuk tetap mentaati protokol kesehatan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN