Ilustrasi Melamar Kerja. (Foto: Shutterstock)
Dream – Seorang remaja berusia 17 tahun, Mali D’Janite, mengalami kejadian yang tidak menyenangkan saat melamar kerja di toko pakaian, Necessary Clothing. Dia menuding perusahaan tak mau mempekerjakannya karena warna kulitnya terlalu gelap.
“ Saya kaget dan bingung,” kata D’Janite kepada BET, dilansir dari Essence, Selasa 23 Oktober 2018.
Jawaban manajemen perusahaan benar-benar membuat hatinya terluka. D'Janite akhirnya menelepon ibunya sambil menangis.
D'Janite sebetulnya berusaha mencari menghindari perlakuan rasis saat memutuskan pindah ke New York. Sebelumnya, D'Janite tinggal di Phoenix, sebuah kota kecil dimana dia harus berjuang melawan diskriminasi.
“ (Sekarang), saya mendengarnya dari seorang pria berkulit hitam dan seorang Afrika saat itu. Sangat mengerikan,” kata dia.
Manajemen Toko Membantah
Manager toko Necessary Clothing, Samuel Osei, membantah tuduhan D’Janite yang menuding perusahaan telah bertindak diskriminatif.
" Dia (D'Janite) adalah saudara saya, mengapa saya harus melakukan hal itu?" Kata Samuel Osei pada kepada Washington Post.
Setelah mengajukan keluhannya kepada perusahaan, D'Janite ditawarkan posisi untuk bekerja di toko online Lost Angeles, tetapi dia tidak mengambilnya.
" Saya menolak bekerja untuk brand rasis,” kata dia.
Pihak Necessary Clothing belum menanggapi insiden ini.
(Sah, Laporan: Ava Haprin/ Sumber: Essence.com)
Dream - Rekaman video seorang pria memaki-maki wanita berhijab yang sedang menggunakan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) menjadi perbincangan hangat. Dalam video terlihat lelaki berkaos singlet jengkel kepada wanita berhijab lantaran lama menggunakan mesin ATM.
Wanita itu awalnya diam. Mungkin karena tidak tahan, dia akhirnya menyerang balik pria itu.
Menurut laporan Oh Bulan, insiden ini diduga terjadi di Singapura. Meski memang kesal menunggu antrean ATM yang terlalu lama, tindakan ekstrem pria itu memang tak bisa dibenarkan.
Meski begitu, pembaca Dream tak boleh percaya sepenuhnya dengan video tersebut. Namun kalangan netizen sepertinya telah terlanjur terbakar emosinya.
Akun @daniz, yang membagikan kabar tersebut mengatakan, “ Kita tahu apa yang telah terjadi di balik video ini. Tapi sepertinya pria itu 100 persen bersalah. Mungkin wanita itu sudah 10 menit di dalam mesin ATM.”
“ Tapi pria itu tetap saja tidak dibenarkan berteriak kasar semacam itu. Ini hanya pendapat pribadi saya,” ucap @daniz.
Sementara itu Bavi dengan akun @bavithraa justru mempertanyakan perubahan sikap warga Singapura. Dia menulis, “ Apakah begini Singapura sekarang?”
Pria itu juga bertanya dengan nada rasis kepada wanita berhijab tersebut. Dia menanyakan dari mana asal negara wanita itu. Tak sampai di situ saja, pria itu menyuruh wanita berhijab itu untuk kembali ke negaranya karena tidak diterima di Singapura.
Pengguna dengan akun @DawnR4L menulis, “ Bahkan meskipun wanita itu tak tahu cara menggunakannya (mesin ATM), tolong dia. Bukannya marah-marah sambil teriak kepadanya.”(Sah)
Dream - Saffiyah Khan. Muslimah asal Inggris ini tengah menjadi berita utama sejumlah media internasional. Aksi tak terduganya dalam menghadapi pendemo rasis menuai pujian banyak orang.
Pada Minggu 9 April 2017, Saffiyah menghadapi kelompok ultra kanan Liga Pertahanan Inggris (EDL) yang menggelar unjuk arsa di Birmingham. Bukan membalas dengan kekerasan, dia justru menghadapi para pendemo dengan senyuman manis.
Foto Saffiyah langsung menjadi viral di dunia maya. Kala itu, blasteran Bosnia-Pakistan ini hendak membela Muslimah berkerudung yang sedang dikepung anggota kelompom EDL.
Menurut The Guardian, foto Saffiyah yang berhadapan dengan pendemo EDL, Ian Crossland, itu dipotret oleh fotografer Press Association, Joe Giddens.
Anggota Parlemen Birmingham, Jess Phillips, menulis di akun Twitter-nya, " Siapa yang terlihat memiliki kuasa di sini, seorang Brummy (sebutan bagi penduduk asli Birmingham) di sebelah kiri atau EDL, yang berpindah dari satu kota ke kota lain dan gagal berasimilasi?"
Who looks like they have power here, the real Brummy on the left or the EDL who migrated for the day to our city and failed to assimilate pic.twitter.com/bu96ALQsOL
— Jess Phillips MP (@jessphillips)April 8, 2017
Saffiyah mengatakan kronologis kejadian itu. Menurut dia, terjadi perdebatan saat dia menghadapi para demonstran itu.
" Ada sedikit percakapan yang terjadi. Dia sempat menunjuk-nunjukku dengan jarinya. Itu bukan interaksi yang menyenangkan," kata Saffiyah kepada The Sun.
Meski begitu, Saffiyah enggan menyerang balik. Dia justru memunculkan senyum manis dari bibirnya.
" Kadang-kadang lebih penting untuk tersenyum daripada berteriak. Senyum memiliki pesan yang kuat," kata dia.
Gadis yang dibela Saffiyah merupakan Muslimah berhijab bernama Saira Zafar. Setelah peristiwa di akhir pekan itu, mereka berdua bertemu.
Beberapa media Inggris mengabadikan pertemuan mereka di George Street, Walsall Heath, Birmingham, Selasa 11 April 2017.
Mereka difoto dengan tangan saling merangkul. Keduanya juga tampak beradu tos untuk menunjukkan rasa persaudaraan.
Kepada Mirror, dia mengatakan, " (Aku) tak takut sedikitpun karena polisi 'tidak melakukan apapun' untuk melindungi Saira."
Advertisement
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta