Kepala KSP Moeldoko Saat Webinar Customer First: Mindset Baru Layanan Publik Dalam Program Kartu Prakerja (Foto: KSP)
Dream - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko menilai program kartu prakerja bisa menjadi contoh model penyelenggaraan birokrasi, pelayanan yang baik, dan transparan. Langkah kerja yang berjalan di program ini bahkan bisa diterapkan di semua level pelayanan publik.
“ Semua yang menjadi bagian dari birokrasi atau abdi masyarakat harus ke arah sana. Jangan lagi pakai cara lama dalam mengelola layanan publik,” terang Moeldoko dalam keterangan tertulis webinar Customer First: Mindset Baru Layanan Publik dalam Program Kartu Prakerja , Senin, 23 November 2020.
Menurut Moeldoko, sejak diluncurkan tujuh bulan lalu, program Kartu Prakerja telah menyerap sebanyak 5,6 juta penerima dari 42 juta pendaftar. Pencapaian itu tidak lepas dari penerapan digitalisasi dengan mengusung konsep mengutamakan pelanggan (customer first).
Mantan panglima TNI Ini menegaskan digitalisasi harus jadi pola baru bagi birokrasi sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo yang selalu menekankan DILAN (Digital dan Melayani). Pemikiran Presiden tersebut terangkum secara menyeluruh dan harus diadopsi sehingga pelayanan publik bisa berjalan secara efisien, efektif, dan dirasakan lagsung oleh masyarakat.
“ Presiden juga bilang bahwa saat ini bukan negara kuat melawan negara lemah, bukan negara besar melawan negara kecil, tapi negara cepat yang akan merebut sesuatu,” jelas Moeldoko
Lebih jauh, Moeldoko berpendapat beberapa Kementerian/Lembaga hingga Pemerintahan Daerah harus sudah mulai menuju pelayanan digital. Sistem ini sedang berjalan di Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang memiliki program sertifikasi tanah 5 juta bidang tanah per tahun dari sebelumnya 500 ribu bidang tanah. Di tingkat pemerintah daerah, Moeldoko mengapresiasi langkah beberapa daerah yang menerapkan Mall Layanan Terpadu.
Terkait Kartu Prakerja, Moeldoko menjelaskan program ini menjadi salah satu rencana pemerintah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas yang siap bekerja dengan baik. Kesiapan ini diperlukan terlebih dengan adanya kemudahan investasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja.
" Saat investasi masuk dan membangun beragam industri, maka akan butuh banyak orang. Dengan Kartu Prakerja, SDM-nya akan siap, jadi tidak perlu lagi cari pekerja dari luar negeri,” ujar Moeldoko.
Sementara itu Direktur Operasi PMO Kartu Prakerja Hengki M. Sihombing menambahkan, Program Kartu Prakerja mengusung konsep Customer First dengan menyiapkan fasilitas layanan aduan, pernyataan, hingga masukkan dari masyarakat melalui tiga saluran yakni Instagram, Contac Center (email dan telepon) serta chatting online.
“ Dari 5,6 juta penerima baru terlayani sekitar 70-80 persen. Tapi ini jadi ruang kami sebagai bagian untuk memperbaiki layanan,” ujar Hengki.
Senada dengan Moeldoko, Ekonom Aviliani juga mengapresiasi konsep Customer First Kartu Prakerja yang bisa diterapkan di tempat pelayanan publik lainnya.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib