Keuangan Syariah Mulai Terseret Perlambatan Ekonomi Global

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 26 Agustus 2015 16:16
Keuangan Syariah Mulai Terseret Perlambatan Ekonomi Global
Malaysia sebagai pusat keuangan syariah dunia kini juga bergelut dengan berbagai masalah perlambatan ekonomi global.

Dream - Riuh perlambatan ekonomi global dan kejatuhan bursa saham dunia akhirnya menerpa industri keuangan syariah. Malaysia, pasar utama surat utang syariah (sukuk) dunia, kini dilanda tekanan dari berbagai sisi.

Tak hanya karena perlambatan Tiongkok, roda ekonomi Malaysia kini juga mulai mengerem lajunya diiringnya ambruknya nilai tukar ringgit.

Outstanding sukuk Malaysia berdenominasi Dolar AS yang jatuh tempo pada 2045 turun antara 0,24 persen dan 3,6 persen. Tekanan jual kini mulai melanda seiring ambruknya nilai kurs ringgit.

Sejak April 2015, penjualan sukuk di Malaysia jatuh 34 persen menjadi US$ 6,5 miliar. Sementara aset perbankan syariah kini menyentuh rekor di kisaran US$ 150 miliar yang membuat bank harus mengembalikan keuntungan bagi investor.

Ekonom menilai situasi saat ini akan menguji kemampuan sukuk dan produk investasi syariah lain dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia.

Dana Moneter Internasional (IMF) belum lama ini memang menyebut keuangan syariah bisa membantu mempromosikan stabilitas makroekonomi dan keuangan.

Deputi Direktur IMF di departemen Moneter dan Pasar Modal, Christopher Towe menilai prinsip berbagi risiko membantu mempromosikan manajemen risiko menjadi lebih baik untuk perusahaan dan nasabah.

Dengan kondisi ekonomi dunia yang melambat, industri ekonomi syariah yang relatif masih muda diakui menghadapi risiko ketahanan. Apalagi, industri syariah kini dianggap belum sepenuhnya menerapkan kriteria dalam berbagi risiko.

Di saat dunia semakin rentan akan adanya risiko krisis, Malaysia sebagai pusat keuangan syariah dunia bisa jadi terlilit masalah utang sukuk yang semakin besar.

Beri Komentar