Foto: Pixabay.com
Dream - Warga Inggris dikejutkan dengan temuan fenomena kelaparan pangan yang terjadi di dunia pendidikan mereka. Para kepala sekolah bahkan menuding pemerintah lepas tangan menghadapi krisis pangan yang meningkat seiring bertambahnya jumlah keluarga tidak mampu berharap adanya bantuan memberi makan kepada anak-anak mereka.
Pemandangan miris bahkan membuat warga Raja Charles III ini mengelus dada ketika mengetahui beberapa siswa berpura-pura membawa bekal makan siang yang ternyata kosong. Mereka berlari ke tempat bermain untuk bersembunyi dari teman-teman sekelasnya agar kondisinya tak diketahui.
Laporan lain menyebutkan anak-anak sekolah bahkan sampai harus mengunyah permen karet karena tak mampu membawa bekal makan saat jam makan.
Mengutip laporan The Guardian, Selasa, 27 September 2022, sebuah sekolah di Lewisham di London Utara mengatakan kondisi anak didik yang membawa bekal kosong disebabkan keluarga mereka dinilai tak memenuhi syarat untuk mendapat bantuan pemerintah.
Kabar ini muncul di tengah rencana peluncuran survei terbaru tentang kemiskinan pangan di sekolah Inggris yang akan diterbitkan Chefs in Schools, sebuah badan amal makan sehat yang melatih koki untuk dapur sekolah, bulan depan .
Survei ini mengungkapkan bahwa banyak sekolah di Inggris sudah melihat peningkatan yang memilukan pada anak-anak yang kelaparan, bahkan sebelum musim dingin dan tagihan energi yang besar memaksa lebih banyak keluarga untuk memilih untuk menyalakan pemanas ruangan dan membeli makanan.
Kelompok yang mengurus bantuan makanan untuk masyarakat kepada Observer mengakui organisasinya sepanjang pekan ini tengah berjuang mengatasi permintaan baru dari keluarga yang tidak dapat memberi makan anak-anak mereka.
" Kami mendengar tentang anak-anak yang sangat lapar sehingga mereka makan karet di sekolah," ujar Naomi Duncan, kepala eksekutif Chefs in Schools.
Duncan juga mengatakan bahwa banyak guru yang membeli pemanggang roti sehingga mereka dapat membagikan sarapan kepada anak-anak yang kelaparan.
Satu sekolah di Streatham, London selatan, memiliki dana darurat yang dulunya hanya untuk membantu 50 anak, tetapi kini bertambah hingga 100 anak.
Di Inggris, krisis ekonomi kian nyata. Menurut penelitian terbaru, diperkirakan hampir sebelas juta orang menunggak tagihan listrik. Sementara, lebih lima juta orang memilih tidak makan hanya untuk membayar tagihan listrik.
Dikutip dari laman The Guardian, Selasa 27 September 2022, laporan lembaga amal Money Advice Trust memperkirakan 20 persen penduduk dewasa Britania Raya, atau sekitar 10,9 juta orang, kini menunggak salah satu tagihan rumah tangga mereka. Angka itu naik tiga juta sejak maret silam.
Data yang diperoleh dari survei yang dilakukan terhadap 2.000 responden orang dewasa di Britania Raya pada Agustus silam itu juga menemukan fakta bahwa 5,6 juta orang di negeri itu kehabisan makanan dalam tiga bulan terakhir karena tingginya biaya hidup.
Bahkan banyak warga yang memilih tidak makan sama sekali dalam satu hari atau beberapa hari atau hanya makan sekali sehari.
Hampir delapan juta orang telah menjual barang pribadi atau peralatan rumah tangga untuk membantu menutupi tagihan.
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

VinFast Beri Apreasiasi 7 Figur Inspiratif Indonesia, Ada Anya Geraldine hingga Giorgio Antonio

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari