Makna Surat At Taubah Ayat 105, Beramal dan Bekerja Dengan Sungguh-Sungguh

Reporter : Ulyaeni Maulida
Senin, 1 Februari 2021 11:05
Makna Surat At Taubah Ayat 105, Beramal dan Bekerja Dengan Sungguh-Sungguh
Allah tidak menilai berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses.

Dream – Surat at Taubah termasuk dalam golongan surat Madaniyyah. Dinamakan surat At Taubah karena banyak diulang kata taubat dalam surat ini. Yakni pada ayat 3, ayat 5, ayat 11, ayat 27, ayat 74, ayat 104, ayat 112 dan 117.

BACA JUGA: Berikut keutamaan laqod jaakum ayat At Taubah untuk kemudahan

Selain itu, dalam surat at taubah ayat 105, terdapat motivasi untuk beramal dan tentang etos kerja. Melalui ayat ini, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk beramal, bekerja, berusaha, dan banyak berbuat kebaikan.

Ayat ini memotivasi kepada kita untuk terus beramal dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai Allah. Allah tidak menilai berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses. Apakah kita telah sungguh-sungguh beramal dan bekerja.

 

1 dari 3 halaman

Bacaan Surat At Taubah Ayata 105

 

Bacaan Arab

Surat At Taubah Ayat 105

 

Bacaan Latin

Waquli’maluu fasayarolloohu ‘amalakum warosuuluhuu wal mu’minuuna wasaturodduuna ilaa ‘aalimil ghoibi wasy syahaadati fayunabbi-ukum bimaa kungtum ta’maluun

Artinya:

Dan Katakanlah: “ Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

2 dari 3 halaman

Tafsir Surat At Taubah Ayat 105

Ilustrasi Berdoa

 

Perbanyak amal

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk beramal. Jika pada ayat sebelumnya dinyatakan bahwa Allah menerima taubat, maka taubat tidak boleh berhenti pada niat baik saja tetapi harus diikuti dengan memperbanyak amal.

“ Janganlah berhenti, melainkan teruslah beramal,” kata Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar. “ Karena nilai kehidupan ditentukan oleh amalan yang bermutu. Maka tak boleh ada mukmin yang kosong waktunya dari amal.”

Buya Hamka menjelaskan, amal adalah pekerjaan, usaha, perbuatan dan keaktifan hidup. Maka selain beribadah, orang yang beriman juga harus bekerja dan berusaha. Terutama sesuai dengan bakat dan kemampuannya. Sebagaimana firman Allah tentang etos kerja dalam ayat lainnya:

Katakanlah: “ Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing”. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. Al Isra: 84)

Maka Surat At Taubah ayat 105 merupakan motivasi dari Allah agar orang-orang mukmin bersemangat beramal dan bekerja. “ Allah melarang kita malas dan membuang-buang waktu,” tegas Buya Hamka.

Allah Melihat amal dan pekerjaan

Allah juga memotivasi hamba-Nya untuk beramal dengan ikhlas dan sungguh-sungguh. Tak perlu mencari popularitas. Tak perlu mengejar pujian. Karena Allah melihat amal-amal itu. Semasa Rasulullah hidup, beliau juga melihat amal-amal itu. Demikian pula kaum mukminin akan melihat amal-amal itu.

Ayat ini memotivasi kepada kita untuk terus beramal dan bekerja dengan sungguh-sungguh. Proses itulah yang dilihat dan dinilai Allah. Allah tidak menilai kita berdasarkan hasil, tetapi berdasarkan proses. Apakah kita telah sungguh-sungguh beramal dan bekerja.

Dimintai pertanggungjawaban

Seluruh manusia akan dikembalikan kepada Allah. Dialah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Dialah yang mengetahui niat dan amal-amal manusia. Dialah yang mengetahui apa yang tersembunyi dan apa yang terbuka.

Dia akan memberikan balasan atas setiap amal, serahasia apa pun amal itu. Sebagaimana firman Allah:

(Luqman berkata): “ Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman: 16)

 

3 dari 3 halaman

Kandungan Surat At Taubah ayat 105

Ilustrasi Berdoa

 

Berikut ini adalah isi kandungan Surat At Taubah ayat 105:

  • Allah memerintahkan hamba-Nya untuk beramal dan bekerja. Sebaliknya, Allah melarang sikap malas dan membuang-buang waktu.
  • Allah melihat dan menilai setiap amal hamba-Nya. Karenanya setiap amal harus dilakukan dengan ikhlas, bukan karena riya’ dan mengharap pujian manusia.
  • Allah memotivasi hamba-Nya untuk bersungguh-sungguh dalam proses amal dan pekerjaannya karena proses itulah yang dilihat dan dinilai-Nya. Allah tidak menilai hasil dari usaha tersebut.
  • Allah Maha Mengetahui seluruh perbuatan manusia baik yang tersembunyi maupun yang yang terang-terangan.
  • Setiap manusia akan kembali kepada Allah dan mempertanggungjawabkan setiap amalnya.

 

(Diambil dari berbagai sumber)

 

Beri Komentar