Maskapai Halal Berebut Kue Bisnis Rp 2.771 Triliun

Reporter : Syahid Latif
Senin, 25 Januari 2016 12:16
Maskapai Halal Berebut Kue Bisnis Rp 2.771 Triliun
Operator maskapai penerbangan syariah ini berebut kue bisnis senilai US$ 200 miliar.

Dream - Bisnis penerbangan memiliki peluang bisnis baru. Dimulai Rayani Air, maskapai penerbangan syariah ini mulai banyak menyita perhatian turis, khususnya penumpang muslim.

" Saya mendengar sebuah maskapai dengan konsep Islami dan mereka selalu mengajak salat sebelum terbang," ujar Abdullah Al Mubarak, seorang guru 30 tahun yang tengah menunggu jadwal penerbangan di Bandara Kuala Lumpur, Malaysia.

Abdullah mengaku tengah berpikir untuk menjadi penumpang tetap maskapai Rayani Air.

" Para pramugari juga mengenakan pakaian yang sopan. Yang tentu saja bagus karena saya terbang bersama anak. Jika pelayanannya bagus, saya mungkin beralih terbang bersama mereka," kata Abdullah.

Rayani Air terbang pertama kali pada 20 Desember. Sebelum Rayani Air telah hadir maskapai serupa seperti Saudi Arabian Airline, Royal Brunei Airlines, dan Iran Air.

Maskapai syariah ini tak melayani minuman/makanan beralkohol, hanya menyediakan makanan hal, dan meminta para pramugarinya mengenakan hijab.

Managing Director Rayani Air mengatakan mereka saat ini baru melayani lima penerbangan rute domestik. Namun mulai berpikir melayani penerbangan internasional pada 2017.

Perusahaan ini akan bersaing untuk meraih porsi wisata syariah yang memiliki nilai US$ 145 miliar. Pada 2020, bisnis ini ditaksir tumbuh menjadi US$ 200 miliar.

Sejumlah maskapai penerbangan dari negeri muslim juga mulai unjuk gigi. Saudi Arabian Airline bahkan berpikir untuk mengubah statusnya menjadi perusahaan publik.

Sementara Emirates dan PT Garuda Indonesia telah melepas surat utang syariah (Sukuk) dengan nilai US$ 12 miliar sejak 2008.

" Traveler muslim mencari layanan dan pengalaman yang sesuai keinginan mereka," kata CEO CrescentRating di Singapura, Fazal Bahardeen mengutip laman Bloomberg, Senin, 25 Januari 2016.

Menurut Fazal, potensi pertumbuhan bisnis ini terbuka lebar karena melarang alkohol, menyediakan makanan halal, dan fasilitas sembahyang.

Beri Komentar