Oman Terbitkan Utang Syariah Usai Absen 18 Tahun

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 4 Maret 2015 12:16
Oman Terbitkan Utang Syariah Usai Absen 18 Tahun
Surat utang syariah pertama sejak 1997 ini menyasar investor lokal.

Dream - Untuk pertama kalinya sejak 18 tahun terakhir, Oman akhirnya kembali mencari pendanaan lewat surat utang. Oman memantapkan hati menerbitkan surat utang syariah (sukuk) bernilai US$ 520 juta pada pertengahan tahun ini.

Dana hasil penerbitan sukuk itu akan digunakan untuk membiayai defisit anggaran pemerintah Oman akibat menurunnya harga minyak global.

" Penerbitan sukuk akan dilakukan bank sentral untuk pasar lokal," kata Presiden Eksekutif Bank Sentral Oman, Hamood Sangour al-Zadjali kepada Reuters di Abu Dhabi seperti dikutip laman Arabianbusiness, Rabu, 4 Maret 2015.

Penerbitan sukuk ini diharapkan bisa meningkatkan industri perbankan syariah Oman. Serta menjadi patokan harga pasar dan alat manajemen likuiditas.

" Kami memiliki banyak unit syariah dan mereka pasti suka dengan likuiditas yang diinvestasikan di dalamnya," kata al-Zadjali.

Rendahnya harga minyak dunia memang telah membuat keuangan Oman menghadapi tekanan berat. Anggaran pemerintah tahun ini diperkirakan defisit 2,5 miliar rial, setara sekitar 8 persen dari produk domestik bruto tahunan negara itu.

" Kami berharap hal itu (harga minyak yang rendah) akan berumur pendek. Pemerintah akan melanjutkan rencananya untuk berinvestasi dan melanjutkan proyek-proyek infrastruktur besar," kata al-Zadjali. Pemerintah Oman belum mengeluarkan surat utang negara atau obligasi global sejak tahun 1997.

" Di babak kedua kami akan memutuskan apakah akan melanjutkan atau tidak ke pasar internasional," kata al-Zadjali.

Dia menambahkan saat ini adalah waktu yang tepat bagi Oman untuk diversifikasi sumber dana, baik melalui obligasi daerah dan obligasi global, untuk menarik investasi dari luar negeri.

Untuk mengurangi tekanan pada keuangan pemerintah, Oman telah memotong subsidi gas alam tahun ini, dua kali lipat harga yang dikenakan untuk beberapa pengguna industri. Akan ada pemotongan subsidi untuk bahan bakar lainnya, kata al-Zadjali.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More