Ilustrasi
Dream - Perusahaan pangan dunia mengaku merasa dirugikan dengan tidak adanya keseragaman standar halal di seluruh dunia. Padahal mereka telah berencana menanamkan investasi mereka sebesar US$ 1 triliun untuk pasar halal.
" Tidak baik memiliki banyak standard yang berbeda, karena itu membingungkan, " ujar Kepala Eksekutif Halal Industry Development Corporation, sebuah lembaga pemerintah Malaysia, Jamil Bidin, seperti yang dikutip dari On Islam, Selasa 17 Juni 2014.
Selama beberapa tahun terakhir, rencana pembuatan standardisasi halal secara global sudah didengungkan. Hal itu guna meningkatkan sektor industri makanan halal.
Tidak adanya standar halal secara global membuat beban biaya produksi perusahaan makanan semakin tinggi. Ini karena perusahaan harus menyesuaikan standar halal di masing-masing negara. Perusahaan juga harus menghadapi dilema mengenai bahan-bahan yang boleh atau tidak digunakan di suatu negara.
Investasi dalam industri makanan halal diperkirakan tumbuh dari US$ 1 triliun pada tahun 2012 menjadi US$ 1,6 triliun tahun 2018. Perbedaan standar halal akan menghambat pertumbuhan industri ini.
Masalah standar ini terjadi pada beberapa waktu lalu, yaitu isu terkandungnya DNA babi pada coklat Cadbury. Namun, setelah itu Cadbury dinyatakan bebas babi oleh lembaga halal Malaysia.
" Kami berharap tidak ada pengulangan insiden semacam itu karena bisa merusak industri halal di Malaysia, khusunya," ujar Ketua Komite Halal Federasi Produsen Malaysia.
Untuk mengakhiri kebingungan dalam standard halal ini, 57 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), tengah membuat pedoman halal secara global.
" Eksportir berniat mengekspor makanan dan sertifikasi halal yang mereka dapat nanti berlaku untuk semua pasar," ujar Kepala Eksekutif DinarStandard Rafi-udding Shikoh.
Menghadapi ancaman di pasar Malaysia, perusahaan induk Cadbury, Mandelez juga mendukung penerbitan standard global untuk produk-poduk halal.
" Kami menyambut upaya konsistensi dalam sertifikasi halal dan mendukung standard halal global guna menyederhanakan aturan," ujar juru bicara perusahaan Mandelez.
Konsep halal artinya diizinkan secara agama Islam. Untuk makanan ternak, hewan ternak dipotong dengan pisau tajam di leher dan mengucapkan Bismillah. Sekarang konsep halal juga terdapat di pakaian, kosmetik, farmasi, dan jasa keuangan. (Ism)
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang