Perempuan Saudi Ramai-ramai Berhenti Kerja

Reporter : Syahid Latif
Sabtu, 30 Agustus 2014 12:00
Perempuan Saudi Ramai-ramai Berhenti Kerja
Pemerintah Saudi sebetulnya telah berupaya meredam tingginya jumlah tenaga kerja wanita yang berhenti kerja dengan meningkatkan gaji dan tunjangan.

Dream - Pasar tenaga kerja di Arab Saudi menghadapi persoalan serius. Menteri Tenaga Kerja Arab Saudi Adel Fakeeh mengumumkan tengah menangani peningkatan jumlah pekerja perempuan yang berhenti bekerja.

Pernyataan menteri datang di sela-sela kunjungannya ke call center perempuan di Mobily di Jeddah.

" Kementerian sedang melakukan studi khusus terkait tingginya angka pekerja perempuan yang minta berhenti di toko-toko ini dan mencari solusi radikal untuk masalah ini," kata Menteri Fakeeh seperti dikutip Dream laman Arabnews, Sabtu, 30 Agustus 2014.

Saat ni, kementerian telah berkoordinasi dengan Technical and Vocational Training Corporation (TVTC) untuk melatih sejumlah besar perempuan Saudi sebagai pekerja ritel. Upaya ini diharapkan bisa meredam tingginya perempuan yang keluar dari pekerjaan.

Bersama Human Resources Development Fund (HRDF), Fakeeh mengatakan pemerintah Saudi sudah mengembangkan program untuk mendukung pekerja perempuan. Dukungan tersebut meliputi peningkatan gaji dan tunjangan.

Kementerian juga melakukan beberapa penelitian tentang prospek pekerjaan baru bagi perempuan Saudi di sektor swasta. Temuan dari studi akan diumumkan segera setelah dianggap lengkap.

Pemerintah Saudi telah mengajukan rancangan undang-undang baru untuk mengatur pekerjaan kaum perempuan. Namun mereka tidak mengatur kemungkinan mempekerjakan perempuan di apotek.

" Tidak banyak lulusan farmasi perempuan di sini. Perempuan Saudi bisa bekerja di farmasi dan apotek tapi untuk bagian administrasi dan keuangan," katanya.

Beri Komentar