Perjuangan Pekerja Mencari Masjid di Negeri Arab

Reporter : Syahid Latif
Kamis, 18 Juni 2015 19:00
Perjuangan Pekerja Mencari Masjid di Negeri Arab
Selama bulan puasa, masjid penuh dengan jamaah. Kapasitas yang sedikit memaksa jamaah luber ke jalanan. Kaki pun harus menahan panasnya aspal atau pasir.

Dream - Meningkatnya aktivitas ibadah sepanjang Ramadan membuat banyak masjid semakin dipadati jamaah. Bahkan penduduk di Kawasan Industri Mussaffah di Abu Dhabi mengalami krisis masjid. Akibatnya, ribuan jemaah yang tak tertampung harus rela berpanas-panasan di jalan untuk salat.

Banyak warga yang didominasi pekerja terpaksa berjalan di bawah suhu yang mencapai 40 derajat Celcius hingga dua kilometer ke Masjid Ahmed Salem Al Mahrami untuk melakukan salat Jumat. Kadang mereka tak bisa menerka apakah masjid kosong atau sudah penuh.

" Kami terpaksa shalat di sini karena masjid lainnya sangat jauh dan kami tidak bisa berjalan di bawah panas terik ini. Selain itu kami juga harus membawa sajadah," ungkap Fazal Haque, seorang pekerja asal Pakistan yang salat di masjid Ahmed Salem selama 10 tahun.

Tak hanya penduduk lokal, banyak orang dari tempat lain juga datang ke Masjid Salem.

" Perhatian utama kami saat ini bagaimana agar bisa shalat di luar masjid selama bulan Ramadhan, sambil tetap berpuasa. Akhir-akhir ini, suhu naik menjadi lebih dari 45 derajat Celcius," katanya

Sementara masjid di Kawasan Industri Mussaffah Area 37 memiliki kapasitas sekitar 1.000 orang, hampir cukup untuk ribuan jemaah yang tinggal dan bekerja di sekitarnya.

Satu-satunya masjid lain di wilayah itu adalah sebuah masjid pribadi yang tidak begitu luas.

Para pekerja mengungkapkan keprihatinan karena selama bulan Ramadan, mereka harus tetap berpuasa di bawah suhu tinggi. Hal itu bisa membuat hidup menjadi sangat sulit.

" Kami hanya bisa mencari rahmat Allah agar memberikan kita kekuatan untuk menahan panas sambil mengerjakan ibadah puasa di bulan Ramadan," kata Haque.

Dia mengatakan seharusnya ada lebih banyak masjid di wilayah tempat tinggalnya. Dan pemerintah mendirikan tenda-tenda hari Jumat selama bulan Ramadan.

Sementara itu, pekerja asal India Darood Ansari mengatakan mereka yang tinggal dekat masjid diizinkan untuk salat dari kamar mereka jika masih bisa mendengar khotbah.

Pada hari Jumat, jalan dan trotoar di sekitar masjid penuh sesak dengan orang-orang sampai selesai salat. Khotbah biasanya berlangsung antara 30 sampai 40 menit.

Mohammed Naseem, yang berasal dari Mussaffah-40, bisa berjalan sekitar 15 menit ke masjid.

" Kami adalah pekerja, kami tidak bisa berbuat apa-apa," katanya. " Penduduk setempat dan ekspatriat kaya seharusnya bisa bersama-sama menyumbangkan dana mereka untuk pembangunan masjid yang lebih besar."

Mohammed Mateen, yang salat di bawah terik matahari sambil menutupi kepalanya dengan sajadah, mengatakan bahwa " setiap daerah, harus memiliki setidaknya satu masjid yang luas" untuk menampung jemaah.

Situasi serupa dapat ditemukan di hampir semua masjid di Mussaffah pada hari Jumat, kata tukang cat asal Bangladesh ini.

" Masjid ini sangat tua, bisa jadi berusia lebih dari 15 atau 20 tahun. Ini tidak cukup untuk populasi yang besar seperti ini," kata Mateen.

Komite Pembangunan Masjid Abu Dhabi dari Dewan Perencanaan Kota dan Otoritas Umum Urusan Islam dan Wakaf tidak memberikan komentar atas situasi yang dihadapi warga tersebut.

Beri Komentar