Bank Multinasional India, State Bank Of India (www.financialexpress.com)
Dream - Niat salah satu bank terbesar India, State Bank of India (SBI) meluncurkan reksa dana syariah batal terwujud. Pembatalan ini memicu munculnya rumor adanya tekanan dari kelompok dan partai penguasa Hindu.
" Saya tidak tahu apa yang terjadi tapi di negara ini apa pun yang dikaitkan dengan Islam selalu jadi kontroversi," kata Iqbal Ahmed, yang sudah lama menunggu kehadiran bentuk investasi tersebut kepada OnIslam.net seperti dikutip Dream, Selasa, 9 Desember 2014.
Menurut Iqbal, rencana penerbitan reksa dana syariah salah satu bank terbesar India ini, seharusnya menjadi kesempatan muslim India untuk berinvestasi sesuai agamanya. Para investor bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih menarik. Semula, reksa dana syariah SBI akan dirilis pada awal bulan ini.
Penangguhan itu memicu spekulasi bahwa ada tekanan dari beberapa politisi, yang dekat dengan partai penguasa Bharatiya Janata Party (BJP). Mereka menentang investasi yang menurut mereka hanya ditujukan untuk komunitas tertentu.
Jika rencana itu terwujud, India dikhawatirkan akan menjadi negara non-muslim kedua setelah Inggris di mana produk investasi syariah diterbitkan oleh bank pemerintah.
Mantan Menteri Keuangan India Yashwant Sinha kepada OnIslam mengaku terkejut dengan ide bank pemerintah mengeluarkan skema investasi seperti itu.
" Itu menyalahi aturan karena menerbitkan produk yang didasarkan pada agama atau kasta tertentu. Securities and Exchange Board of India (SEBI) seharusnya tidak mendukung pendanaan semacam ini," tegasnya
SEBI adalah badan pengawas untuk investasi dan pasar surat berharga di India. Banyak yang percaya bahwa beberapa pemimpin politik yang berkuasa di BJP berada di balik penangguhan skema investasi ini. Namun, pengelola reksa dana SBI menolak rumor yang tak berdasar seperti itu.
" Keputusan untuk menunda skema ini diambil karena SBI Reksa Dana masih akan masalah-masalah seperti return, komisi perusahaan, dan sebagainya," kata Reksa Dana SBI.
" Semua investor, bukan hanya umat Islam, bebas untuk berinvestasi di reksa dana ini," katanya
Sebelumnya, India telah mengenal produk investasi syariah yang diterbitkan Goldman Sachs, Tata dan Taurus. Sementara bank pemerintah belum menyentuhnya sama sekali. Tata Ethical Fund adalah reksa dana berbasis syariah tertua dan terbesar di India.
Menteri Keuangan India Arun Jaitley mengatakan, " Setiap bank bebas untuk meluncurkan skema apapun sesuai dengan norma-norma yang ditetapkan oleh Reserve Bank of India (RBI). Saya juga harus menjelaskan bahwa skema investasi tidak ada hubungannya dengan Departemen Keuangan," katanya
Di Bursa Efek Bombay, kinerja perusahaan berbasis syariah lebih baik dan return dari dana syariah lebih baik dari indeks bursa lainnya.
Dalam beberapa tahun terakhir, dana reksa syariah menjadi populer tidak hanya di kalangan umat Islam, tetapi non-muslim. (Ism)
Advertisement
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern