Indeks Syariah Menguat, Wow! Saham UNTR Naik Tajam

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 25 Oktober 2017 16:50
Indeks Syariah Menguat, Wow! Saham UNTR Naik Tajam
Ada tiga indeks sektoral yang membuat kinerja syariah terkerek naik.

Dream – Laju penguatan indeks syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga pertengahan pekan ini belum terbendung. Menutup perdagangan harian BEI, Rabu, 25 Oktober 2017, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dan Jakarta Islamic Index (JII) bahkan menanjak tajam. 

Motor penggerak laju pasar modal Indonesia masih berasal dari aksi beli dari pemodal lokal. Sebaliknya, asing masih belum kunjung menambah portofolio saham syariah di BEI.

 

Indeks ISSI menutup perdagangan dengan menanjak 1,730 poin (0,93%) ke level 187,107. Indeks ini melaju positif seharian setelah dibuka menguat di level 185,570 dan menyentuh titik tertinggi di level 187,107.

Indeks bluechip syariah, JII juga turut menghijau di level 2,242 poin (0,31%) ke level 735,117. Berbeda dengan ISSI, indeks berisi 30 saham unggulan syariah ini sempat bergerak fluktuatf dan terseret ke zona merah dengan level terendah di 730,731.

Terjadi lonjakan transaksi signifikan pada perdagangan di pertengahan pekan ini. Dengan 51,01 juta saham yang diperdagangan sampai sesi paska penutupan, nilai transaksi perdagangan saham syariah mencapai Rp5,14 triliun.

Namun bertambahnya aksi jual beli saham tak berpengaruh signifikan pada posisi pemodal asing. Nett sell asing malah semakin meningkat dengan melepas saham-saham syariah senilai Rp455 miliar. 

Mayoritas indeks sektoral bergerak menguat dengan sektor industri dasar, perdagangan, dan properti menjadi motor penggeraknya. Ketiga indeks ini meroket masing-masing 3,14 persen, 2,34 persen, dan 2,11 persen.

Hanya satu indeks sektoral yang terkoreksi, yaitu infrastruktur sebesar 1,13 persen. 

Emiten keping biru syariah yang paling memancing minat investor untuk membeli saham adalah UNTR yang harganya melejit Rp2.900, diikuti oleh UNVR Rp350, AKRA Rp225, SMGR Rp175, dan ICBP Rp150.

Sebaliknya, yang menjadi top loser adalah LPPF yang harga sahamnya turun Rp325, TLKM Rp140, PTBA Rp75, INCO Rp60, dan ASII Rp25.

Dari pasar uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS turun 18 poin (0,13%) ke level Rp13.551 per dolar AS. Kurs rupiah terhadap dolar AS ini mendekam seharian di zona merah setelah melemah di level Rp13.564 per dolar AS dan sempat berada di level terendah di Rp13.585 per dolar AS.(Sah)

Beri Komentar