Satu Alasan Terbesar Orang Rela Bekerja dengan Steve Jobs

Reporter : Syahid Latif
Minggu, 8 November 2015 08:01
Satu Alasan Terbesar Orang Rela Bekerja dengan Steve Jobs
Dia terkenal keras, arogan, dan sering tidak sopan. Tapi banyak orang setia bekerja untuknya. Mengapa?

Dream - Siapa yang tak kenal sosol Steve Jobs. Dia dianggap sebagai pria jenius yang menghidupkan kembali Apple Inc saat hampir menjemput kematiannya. Tak heran banyak orang rela bekerja untuknya.

Padahal sebuah film menggambarkan bagaimana Jobs dikenal sebagai pribadi yang keras, arogan, dan sering tidak sopan. Tetapi uniknya, banyak rekan-rekan Jobs di Apple kemudian memilih keluar dan bergabung dengan dia mendirikan NeXT.

Dapat dikatakan bahwa versi awal NeXT buatan Steve Jobs adalah saat terburuknya: seorang multijutawan berusia 31 yang sangat yakin bahwa dia selalu yang paling benar. Tapi yang menarik, ketika Jobs meninggalkan Apple, sebagian besar dari tim yang bekerja dengan dia pada Macintosh juga mengikutinya untuk bergabung NeXT.

Dalam melakukan itu, mereka meninggalkan pekerjaan nyaman di Apple untuk mengikuti bos mereka dalam mengejar visi baru.

Muncul pertanyaan, mengapa jika Jobs benar-benar buruk, banyak dari timnya yang mengikutinya kemanapun ia pergi? Ternyata jawabannya sederhana: Steve Jobs mendapatkan yang terbaik dari orang-orang yang bekerja dengannya.

Andy Cunningham, yang pernah menjadi corong dan pemasaran Apple saat meluncurkan Macintosh, adalah satu karyawan yang setia tersebut. Dia tidak hanya ikut Jobs pindah dari Apple ke NeXT, tetapi juga bekerja dengan bosnya itu di Pixar.

Beberapa minggu yang lalu, Cunningham menulis ulasan yang menakjubkan tentang pendiri Apple yang terkenal itu. Cunningham menggambarkan Jobs sebagai " seorang visioner, jenius, jiwa yang penuh semangat dan kasar, seorang ayah, dan seorang penggagas."

" Saya menghabiskan lima tahun bekerja sama dengan Steve dan itu adalah pengalaman yang paling fenomenal yang menyentuh saya secara emosional setiap hari dengan takjub, marah, dan kepuasan sekaligus," kenangnya.

Dalam pidatonya beberapa hari setelah kematian Jobs, mantan evangelist Apple Guy Kawasaki (yang mengaku bekerja untuk Jobs dua kali), juga berbicara tentang kemampuan luar biasa Jobs untuk membangkitkan kebesaran orang lain. Pelajaran terpenting yang ia pelajari dari mantan bosnya, Kawasaki menulis:

" Apa yang saya pelajari di divisi Macintosh ... adalah bahwa kami bangkit untuk mendapat kesempatan, kami melakukan pekerjaan yang terbaik dalam karier kami karena kami dihadapkan pada tantangan terbesar .... Jika Anda bertanya seorang karyawan Apple, Anda tahu, mengapa mereka bisa menghadapi... tantangan bekerja untuk Apple, mereka akan memberitahu Anda ... karena Apple memungkinkan Anda untuk melakukan pekerjaan terbaik dari karier Anda."

Hanya bagaimana Jobs mampu menginspirasi karya yang begitu besar? Dalam sebuah wawancara yang muncul di Fast Company awal tahun ini, CEO Apple Tim Cook mengungkapkan:

" Steve sangat peduli tentang mengapa. Mengapa yang timbul dari keputusan. Dulu, saya mengira dia hanya melakukan sesuatu. Tapi seiring dengan waktu, ia akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan saya dan orang lain untuk menjelaskan mengapa dia berpikir atau melakukan sesuatu, atau mengapa ia melihat sesuatu dengan cara yang berbeda."

Cook mengakui bahwa Jobs " bukan orang suci." Tapi dia menekankan bahwa salah satu pendiri Apple itu sangat peduli tentang dua hal yaitu sesuatu yang dia buat dan orang-orang yang bekerja dengannya. " Banyak orang mengira gairah Jobs itu sebagai kesombongan," ia melanjutkan.

Beri Komentar