Sukses Bangun Bisnis Setelah Berkali-kali Ditolak Investor

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Rabu, 3 Agustus 2016 18:20
Sukses Bangun Bisnis Setelah Berkali-kali Ditolak Investor
Shelby Clark Ide ini lahir ketika dia tidak menemukan satu pun mobil yang bisa disewa saat cuaca tengah buruk.

Dream - Turo merupakan salah satu aplikasi sewa mobil yang disebut-sebut terbesar di Amerika Serikat. Tetapi, siapa sangka ada kisah pahit yang dialami oleh CEO Turo, Shelby Clark, saat merintis usaha ini.

Kisah itu bermula ketika Clark mendapatkan ide ingin membuat aplikasi penyewaan mobil. Ide ini lahir ketika dia tidak menemukan satu pun mobil yang bisa disewa saat cuaca tengah buruk.

Kala itu, untuk mencapai perusahaan rental mobil, Clark harus berjalan kaki sejauh 2 kilometer dengan berjalan kaki.

" Sepanjang jalan saya melihat banyak mobil juga yang tidak dipakai, saya berpikir mengapa tidak saya ambil saja satu dari mobil itu," kata Clark dalam acara '12th World Islamic Economic Forum' di Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta, Rabu, 3 Agustus 2016.

Akhirnya, muncullah ide bisnis. Dia berniat mempertemukan konsumen dengan pemilik mobil. Dalam bisnis ini, pemilik bisa menyewakan mobilnya kepada masyarakat. Dari sanalah, lahirlah Turo. " Aplikasi ini mulai jalan dari 2010," kata dia.

Sama seperti startup pada umumnya, kendala terbesar yang dihadapi Clark adalah pendanaan. Dia mengatakan sempat mengalami kesulitan mencari investor untuk mendanai usaha ini.

1 dari 1 halaman

Berulang Kali Ditolak

Berulang Kali Ditolak © Dream

Clark mengatakan, Turo sampai menggalang dana dua kali dari investor untuk mendapatkan uang sebesar US$100 juta, setara Rp1,31 triliun. Bahkan, mereka sempat ditolak berulang-ulang.

" Beberapa bulan pertama kami mendapatkan penolakan, kami dapatkan titik terang. Pada akhirnya penolakan yang kami terima menjadi penerimaan," kata dia.

Tak hanya pendanaan, Clark mengatakan pihaknya juga pernah diberondongi pertanyaan oleh para pemilik mobil, misalnya bagaimana kalau mobil mereka rusak, bahkan hilang.

Memang, aplikasi Turo ini berbeda dengan Uber atau ride sharing lainnya. Turo mengizinkan penyewa bisa mengendarai sendiri mobil sewanya. Mereka menemukan asuransi sebagai solusinya.

" Butuh waktu 1,5 tahun untuk menemukan polis asuransi yang tepat," kata dia.
Clark juga mengatakan regulasi pun menjadi tantangan dalam bisnis Turo.

Kini, bisnis Turo terbilang sukses.

Mobil-mobil yang disewakan di Turo tak hanya mobil biasa, tapi juga mobil kelas atas seperti Jaguar dan Mercedes.

Jumlah pelanggannya pun kini sebanyak 1,5 juta orang.

" Kami mengambil bagian dari setiap transaksi dan digunakan untuk asuransi," kata dia.

Meski begitu, Clark mengatakan saat ini bisnisnya belum balik modal alias belum untung. " Tapi, kami ada penyandang dana," kata dia.

Beri Komentar