Singapore Airlines Kecelakaan, Berapa Ganti Rugi yang Didapat Penumpang?

Singapore Airlines Kecelakaan, Berapa Ganti Rugi yang Didapat Penumpang?

© Singapore Airlines Shutterstock

© Pesawat Singapore Airlines mengalami turbulensi dahsyat. REUTERS 2024 maverick

Dream - Singapore Airlines rute penerbangan London-Singapura yang mengalami turbulensi parah pada Selasa 21 Mei 2024 mengakibatkan satu penumpang meninggal dunia dan lebih dari 30 orang terluka serta dirawat di rumah sakit.

© Potret dalam Pesawat Singapore Airlines usai Turbulensi Hebat: Pramugari Berlumuran Darah, Kabin Porak-poranda 2024 maverick

Para korban kemungkinan besar bisa mendapatkan kompensasi, namun jumlah yang diterima masing-masing penumpang dapat berbeda, berdasarkan perjanjian internasional.

© Pesawat Singapore Airlines mengalami turbulensi dahsyat. REUTERS 2024 maverick

Menurut laman Reuters, berdasarkan Konvensi Montreal, Singapore Airlines bertanggung jawab atas kecelakaan, yang dapat mencakup turbulensi pada penerbangan internasional terlepas dari apakah maskapai tersebut lalai atau tidak.

© Insiden Singapore Airlines Sebabkan Satu Penumpang Tewas, Apa Penyebab Pesawat Turbulensi? 2024 maverick

Konvensi Montreal menetapkan berbagai aturan untuk menentukan di mana klaim dapat diajukan, yang dapat bergantung pada tujuan, di mana tiket dibeli, dan tempat tinggal penumpang.

© Moncer, Singapore Airlines Kasih Bonus 8 Bulan Gaji untuk Karyawannya 2024 maverick

Menurut para ahli hukum penerbangan Amerika Serikat (AS), maskapai Singapore Airlines wajib membayar ganti rugi hingga sekitar US$175.000 atau sekitar Rp2,8 miliar.

Pengacara dari California, AS, Mike Danko mengatakan jika penumpang menuntut ganti rugi yang lebih besar, Singapore Airlines dapat mencoba membuktikan bahwa mereka telah mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghindari turbulensi.

Namun menurutnya, maskapai penerbangan jarang menang dalam argumen semacam itu.

© Singapore Airlines 2024 maverick

Maskapai penerbangan juga dapat membatasi tanggung jawab mereka dengan menunjukkan bahwa penumpang menanggung sebagian kesalahan atas kelalaian, misalnya mengabaikan peringatan untuk mengenakan sabuk pengaman.

Besarnya ganti rugi sering kali tergantung pada negara tempat kasus tersebut diajukan dan bagaimana sistem hukum menilai jumlah ganti rugi.

“Pertama dan terutama, yurisdiksi mana yang bisa Anda gunakan untuk mengajukan klaim dan bagaimana mereka menilai klaim cedera,” kata Daniel Rose, seorang pengacara di New York.

Sebagai contoh, juri di AS menetapkan lebih dari US$1 juta atau sekitar Rp1,6 miliar kepada penumpang untuk trauma emosional akibat turbulensi parah.

Namun banyak pengadilan di negara lain memberikan jumlah yang jauh lebih kecil untuk tekanan emosional yang serupa.