Sertifikasi Halal Indonesia Masih Tertinggal Jelang MEA

Reporter : Dwi Ratih
Selasa, 29 Desember 2015 17:20
Sertifikasi Halal Indonesia Masih Tertinggal Jelang MEA
Soal sertifikasi halal, Indonesia dinilai masih kalah bersaing dengan negara-negara tetangga yang mayoritas muslim.

Dream - Negara-negara di Asia Tenggara mulai berbenah diri menghadapi perdagangan bebas ASEAN mulai 31 Desember 2015. Dari beragam sektor usaha yang bebas keluar masuk, bidang jasa menjadi sektor yang paling siap menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN tersebut. 

Tak hanya perusahaan, Lembaga Advokasi Halal 'Indonesia Halal Watch' yang juga telah melakukan pelbagai antisipasi menyambut era itu.

Ketua Komite Syariah World Halal Food Council, Asrorun Ni'am Soleh, menyayangkan kesiapan Indonesia yang baru sebatas pada sektor jasa. Sementara sektor manufaktur dan produksi masih harus banyak berbenah menghadapi MEA.

Kondisi ini sangat disayangkan mengingat pasar Indonesia dengan jumlah penduduk yang mencapai angka 250 juta jiwa menjadi terbuka lebar bagi masuknya produk negara ASEAN.

" Pasar kita sangat potensial dan berbahaya kalau hanya dimanfaatkan oleh anggota-anggota MEA lainnya," ungkap Asrorun di kawasan Matraman, Jakarta Timur pada Selasa, 29 Desember 2015.

Terlebih jumlah penduduk mayoritas muslim, dengan porsi sekitar 87 persen, Asrorun memastikan perlunya kebutuhan kepastian mengenai kehalalan produk yang akan dikonsumsinya. Lagi-lagi, Indonesia masih kalah bersaing dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang mayoritas muslim.

Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand mengaku siap memasuki pasar domestik melalui sektor manufaktur dan jasa. Bahkan mereka telah menyiapkan strategi khusus agar dapat meraih keuntungan maksimal di pasar ASEAN.

Kelima negara tersebut telah mempersiapkan pembangunan infrastruktur fisik dan teknologi sejak lama. Ditambah dengan dukungan sumber daya manusia yang memang juga telah siap menyambut MEA.

" Infastruktur mereka sudah memadai untuk mendukung small medium enterprise atau Usaha Kecil Menengah," pungkasnya.

Beri Komentar