Wabah Ebola, Bank Dunia Sumbang Rp 2 Triliun

Reporter : Syahid Latif
Rabu, 6 Agustus 2014 14:34
Wabah Ebola, Bank Dunia Sumbang Rp 2 Triliun
Kabar dari Nigeria menyebutkan, seorang dokter di Lagos telah terjangkit virus Ebola yang merupakan kasus kedua di kota tersebut.

Dream - Dunia kesehatan kembali digegerkan dengan kemunculan wabah Ebola di berbagai negara di Afrika. Mengantisipasi kepanikan publik, Bank Dunia langsung menyediakan dana US$ 200 juta atau Rp 2,35 triliun untuk membantu negara-negara di kawasan Afrika Barat. Langkah ini guna mengatasi penyebaran dan penanganan virus mematikan itu.

Virus yang ditemukan 40 tahun lalu ini telah memicu kepanikan di Afrika Barat, setelah merenggut 887 nyawa hingga Senin kemarin. Disebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah itu sudah termasuk 61 kematian baru akibat virus ini.

Bank Dunia mengatakan alokasi dana tadi disiapkan untuk negara-negara seperti Guinea, Liberia dan Sierra Leone.

Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim, yang juga seorang ahli penyakit menular, telah memantau penyebaran virus. Kim merasa sedih karena epidemi yang terjadi berkontribusi terhadap kerusakan sistem kesehatan yang memang sudah lemah di tiga negara itu.

Rencananya, bantuan dana dari WHO ini akan dialokasikan untuk penyediaan obat-obatan, membayar staf perawatan kesehatan dan mengurus prioritas lain dalam menghadapi epidemi. Termasuk dana untuk mencegah wabah menyerang di masa depan.

Sementara itu, pemerintah Liberia menginstruksikan warganya untuk menjauh dan tidak menyentuh orang sakit atau meninggal dunia akibat virus Ebola. Salah seorang warga Liberia, Kamara Fofana, 56 tahun, mengatakan empat rekannya tewas dan pemerintah melarang menyentuh tubuh mereka sehingga tidak ada yang menguburkannya.

Laporan dari Liberia mengatakan mayat korban akibat virus Ebola dibuang atau ditinggalkan begitu saja. Hal ini menimbulkan gelombang protes dengan memblokir jalan-jalan utama di Monrovia pada hari Senin. Mereka memprotes instruksi pemerintah untuk meninggalkan mayat korban membusuk di jalan-jalan atau di rumah mereka.

" Kami menguburkan 30 orang selama akhir pekan di sebuah kuburan massal di luar kota. Pemerintah telah membeli tanah pribadi dari warga. Lahan itu akan digunakan untuk mengubur korban virus Ebola," kata Wakil Menteri Kesehatan Liberia Tolbert Nyensuah.

Kabar dari Nigeria menyebutkan, seorang dokter di Lagos telah terjangkit virus Ebola yang merupakan kasus kedua di kota tersebut. Dokter bernama Patrick Sawyer yang bekerja untuk Departemen Keuangan Liberia itu akhirnya meninggal dunia. Dia terjangkit virus dari adiknya sebelum bepergian ke Lagos untuk menghadiri pertemuan dengan para pejabat negara-negara Afrika Barat.

Seorang warga Amerika Serikat (AS) berusia 60 tahun yang terinfeksi virus saat bekerja di Liberia juga dilaporkan terbang kembali ke AS pada Selasa. Dilaporkan kelompok misionaris Kristen SIM USA, orang bernama Nancy Writebol itu berada dalam kondisi serius tapi stabil.

Seorang pria juga dirawat di rumah sakit New York City pada Senin dengan gejala mirip Ebola, meskipun kemungkinan besar ia tidak terinfeksi. Pasien tersebut baru-baru ini melakukan perjalanan ke Afrika Barat, kata David Reich, presiden Mount Sinai Hospital di New York. (Ism)

Beri Komentar