Ilustrasi (Sumber: ISTOCK)
Dream - Pembagian gender rupanya sampai pada masalah pakaian. Padahal pakaian androgini atau pakaian non-gender telah menjadi tren sejak lama.
Jika diperhatikan, letak kancing baju pakaian pria dan wanita berbeda. Pada belahan pakaian wanita, kancing baju dipasang di sisi kiri dan lubang kancing di sisi kanan. Sebaliknya, kancing baju pria berada di sisi kanan dan lubang kancing di sisi kiri.
Mengapa harus berbeda? Tidak ada yang tahu jawaban pastinya. Sejarah juga tidak menuliskan asal muasalnya. Namun perbedaan itu diduga mulai muncul sejak zaman Renaissance, berlanjut hingga masa Victoria.
Sepanjang periode tersebut pakaian berkancing hanya dimiliki oleh orang-orang kaya. Menurut kebiasaan waktu itu, pakaian pria jauh lebih sederhana sehingga mereka cenderung lebih mandiri dalam memakai pakaian. Itulah sebabnya, kancing baju mereka berada di sebelah kanan.
Namun sebaliknya, wanita membutuhkan pelayan untuk membantu mereka berpakaian. Kancing yang dipasang di sisi kiri belahan baju wanita bangsawan saat itu memudahkan pelayan sewaktu mengancingkan baju tuan mereka dari depan.
Jadi, khususnya di kelas sosial menengah ke atas, pria umumnya berpakaian sendiri, sedangkan wanita tidak.
Karena kaum bangsawan adalah orang-orang pertama yang mencicipi mode, maka menjadi masuk akal jika tradisi-tradisi pembuatan pakaian dengan kancing baju berbeda itu tetap bertahan hingga saat ini.
Alasan kedua, ternyata...
Penjelasan lain tentang perbedaan ini adalah kebiasaan ratusan tahun lalu ketika persenjataan menjadi bagian dari pakaian pria.
Seorang pria bisa menarik senjata yang ada di sisi kiri atau membuka kancing baju dengan mudah dengan tangan kanan. Kebiasaan bertolak pinggang dengan tangan kanan mungkin juga mendukung teori ini.
Teori lainnya tentang letak kancing baju yang berbeda itu, adalah wanita yang sering meletakkan bayinya di sisi kiri. Dengan kancing baju di sisi kiri, akan lebih aman dan mudah bagi wanita saat membuka belahan baju dengan tangan kanan untuk menyusui bayinya.
Begitulah kira-kira awal mula mengapa kancing baju pada pakaian pria dan wanita berbeda letaknya.
(Sumber: mentalfloss.com)
Dream - Model standar celana jin punya 5 kantong. Dua di bagian belakang dan tiga lagi di depan. Namun, satu kantong pada bagian depan ini berukuran lebih kecil dan berada di atas saku sebelah kanan --yang ukurannya lebih besar.
Selama ini mungkin Anda bertanya, apa fungsi kantong kecil itu. Mengapa harus ada kantong itu? Untuk menyimpan koin, terlalu sempit. Apalagi untuk Ponsel, pasti tidak cukup. Lantas untuk apa?
Sebagaimana dikutip Dream dari Independent.co.uk, Selasa, 26 Januari 2016, soal kantong misterius ini juga tengah ramai dibicarakan di forum Quora. Sejumlah ahli jin dan tekstil mencari jawaban atas teka-teki itu.
Seorang pengguna forum, Renata Janoskova, coba menjawab dengan mengutip Levi Strauss, merek jin terkemuka dari Amerika Serikat. Menurut blog Levi Strauss, kantong kecil itu rupanya dibuat untuk menyimpan jam saku. Levi mendesain kantong ini untuk para cowboy menyimpan jam mereka.
“ Ini kantong jam. Kembali pada tahun 1800-an, cowboy biasanya menggunakan jam pada rantai dan menyimpannya di rompi mereka. Untuk menjaga supaya tidak rusak, Levi memperkenalkan saku kecil ini di mana mereka dapat menyimpan jam mereka.”
Tapi saat ini jam yang dirantai itu sudah tidak dipakai, lalu kenapa saku itu masih dipertahankan? Mengenai pertanyaan itu, juga ada penjelasan. Levi Strauss menyatakan, kantong itu “ disukai oleh pecinta jin”. Jadi meski fungsinya sudah memudar, kantong itu masih saja dipasang.
Namun, soal kantong kecil itu, ada versi lain menyebut bahwa kantong kecil itu didesain untuk para penambang di AS. Kantong tersebut dipakai untuk menyimpan butiran emas yang ditambang.
Baca berita lainnya di halaman berikutnya...
Dream - Meski sudah punya mesin cuci, masih banyak orang yang malas mencuci pakaian. Apalagi jika yang dicuci terbuat dari bahan kain jins yang terkenal keras dan menjadi sangat berat jika terendam air.
Namun jika punya celana atau bahan pakaian berbahan jins sebaiknya jangan mencuci di mesin cuci. Jangan pernah!
Pengakuan nyeleneh ini justru datang dari CEO Levi, merek busana berbahan jins paling tersohor seantero dunia.
Dalam sebuah wawancara dengan Fortune, Chip Bergh mengakui bahwa celana jeansnya 'tidak pernah masuk ke dalam mesin cuci'. Sebaliknya, ia 'membersihkan' noda dengan sikat gigi.
Bergh mengatakan, ketika mengangkat tips ini sebelumnya ke permukaan, dia seperti di antara 'loyalis denim' dan orang awam.
" Dan kami berasumsi mereka 'orang awam', yang berarti orang-orang yang tidak ingin berjalan-jalan dengan pakaian kotor," kata Bergh.
Menurut Bergh, celana yang terbuat dari bahan jins atau denim tidak perlu dicuci di mesin cuci. Kecuali sesekali jika merasa sangat kotor sekali.
" Selain boros air, sering mencuci celana jins malah membuat celana itu menjadi cepat rusak," tambahnya.
Kemudian muncul pertanyaan, bagaimana dengan celana jins yang sangat kotor yang pasti mengandung kuman? Bergh punya jawabannya.
Jika Anda menaruh celana jins dalam freezer, suhunya yang sangat dingin akan membunuh bakteri yang menempel di celana tersebut. Bagaimana, berani coba?
(Ism, Sumber: mirror.co.uk)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur