Dulu Diremehkan karena Miskin, Kini Bisa Naik Haji

Reporter : Okti Nur Alifia
Selasa, 21 Juni 2022 19:00
Dulu Diremehkan karena Miskin, Kini Bisa Naik Haji
"Saya ini kalau di kampung saya, dulunya diremehkan. Bisa dibilang saya termasuk golongan kelas bawah," kata Ilyas.

Dream - Allah bakal memampukan siapa saja yang Dia panggil untuk berhaji. Orang yang tergolong miskin pun tidak mustahil bisa terbang ke Tanah Suci bila Allah telah berkehendak.

Itu pula yang terjadi pada Moh. Ilyas. Jemaah haji asal Kabupaten Pasuruan yang tergabung dalam kloter 17 Embarkasi Surabaya itu dulunya diremehkan karena kondisi ekonomi yang memprihatinkan.

" Saya ini kalau di kampung saya, dulunya diremehkan. Bisa dibilang saya termasuk golongan kelas bawah. Dari usia 4 tahun saya sudah ditinggalkan bapak," kenang Ilyas, dikutip dari jatim.kemenag.go.id.

1 dari 2 halaman

Maklum saja, Ilyas hanya berprofesi sebagai penjual karak. Dia berjualan nasi basi yang dikeringkan itu sejak tahun 1995. Dia mulai berjualan karak dengan mengayuh sepeda ontel bututnya.

" Saat itu ketika saya mulai usaha jual beli karak, saya membeli karak masih seharga Rp500 per kilo. Lalu saya jual kembali seharga Rp1.000 per kilo," terang pria berusia 48 tahun ini.

Hasil jualan karak itu memang tidaklah besar. Namun demikian, pintu rezekinya tidak hanya datang lewat karak. Dia juga kerap diundang untuk berceramah.

" Sambil jualan karak keliling-keliling, ada seorang pelanggan yang mengetahui kalau saya ini bisa ceramah, nyanyi juga bisa. Akhirnya sama dia, saya diundang ke acara tasyakurannya. Dari situ orang-orang tahu kalau saya bisa nada dan dakwah," beber Ilyas.

2 dari 2 halaman

Dia mendapat penghasilan tambahan dari undangan-undangan untuk ceramah. Meski uangnya belum cukup untuk mendaftar haji, keinginannya ke Tanah Suci sangat kuat.

" Saya pingin sekali untuk naik haji," ujar dia.

Tahun 2011, dia memberanikan diri untuk mendaftar haji lewat dana talangan. Dia hanya bermodal Rp5 juta saja. Jelas saja uang itu tidak cukup.

" Akhirnya saya mendaftar lewat dana talangan. Meskipun kalau dihitung-hitung, jatuhnya lebih mahal. Alhamdulillah sudah bisa saya lunasi," terang dia.

Ilyas bersyukur karena hasil kerja keras penjual karak keliling bisa berangkat haji. " Insya Allah setelah pulang hajipun, saya tetap jual karak," imbuh Ilyas.

Beri Komentar