Azan Salat Jumat di Kampus Amerika Batal Berkumandang

Reporter : Sandy Mahaputra
Sabtu, 17 Januari 2015 10:04
Azan Salat Jumat di Kampus Amerika Batal Berkumandang
Keputusan membolehkan azan sebagai komitmen sekolah untuk pluralisme agama.

Dream - Duke University telah membatalkan izin penggunaan tower kapel kampus sebagai tempat mengumandangkan azan salat Jumat, karena menuai kecaman dari pemuka agama mayoritas di Amerika Serikat.

Sebagai gantinya, kampus menyediakan halaman depan kapel sebagai tempat berkumpulnya mahasiswa muslim, sebelum mereka masuk kapel untuk melaksanakan ibadah mingguan mereka itu.

" Duke tetap berkomitmen untuk mendorong kampus sebagai tempat inklusif, toleran dan ramah bagi semua siswa," kata Michael Schoenfeld, wakil presiden untuk urusan publik dan hubungan pemerintah.

" Namun, jelas bahwa apa yang dipahami sebagai upaya untuk menyatukan tidak mencapai tujuan yang diinginkan."

Sebelumnya, anggota asosiasi muslim Duke University diizinkan mengumandangkan azan melalui menara kapel yang berada di tengah-tengah kampus. Namun, rencana itu menuai kemarahan dari Franklin Graham, putera Pendeta Billy Graham.

Franklin menyerukan penolakan terhadap rencana itu karena kekerasan terhadap Kristen yang dia kaitkan dengan Islam. Dia menulis di halaman Facebook bahwa keputusan itu membuat 'agama Kristen dikucilkan dari tempat umum'.

Selama ini, selain berfungsi sebagai gereja, Duke Chapel juga dipakai umat Hindu dan Budha untuk melakukan kegiatan ibadahnya.

Sebelumnya, dekan urusan keagamaan, Christy Lohr Sapp, mengatakan bahwa keputusan membolehkan azan sebagai komitmen sekolah untuk pluralisme agama. Dalam kolom yang ditulisnya untuk News and Observer di Raleigh, Lohr Sapp mengakui berita utama kekerasan oleh ISIS, Boko Haram dan al-Qaida, kontras dengan apa yang terjadi di kampus.

" Wajah komunitas muslim di Duke University sangat berbeda dari Islam yang terlihat di berita. Di sini penuh kedamaian dan doa," tulisnya.

Universitas memiliki lebih dari 700 mahasiswa muslim. Mereka mempekerjakan seorang imam muslim pertama kalinya pada tahun 2009. Mahasiswa muslim melakukan ibadah mereka di ruang bawah tanah kapel selama dua tahun terakhir.

(Sumber: Al Arabiya)

Beri Komentar