Ilustrasi
Dream - Seorang pejabat tinggi militer Israel mengakui negaranya tidak mungkin bisa mengalahkan Hamas. Apalagi jika operasi dilakukan selama satu bulan seperti operasi militer pada musim panas tahun lalu.
Jalur Gaza terpaksa harus berbagi kepentingan antara Israel dan Hamas. Warga Palestina sendiri harus tetap berkuasa di Jalur Gaza untuk mencegah wilayah itu tenggelam dalam kekacauan.
Mengutip laman Worldbulletin, Jumat, 15 Mei 2015, pernyataan Mayor Jenderal Sami Turgeman, yang ditulis surat kabar Israel Yedioth Ahronoth, terlihat lebih sebagai pujian kepada Hamas daripada komentar tentang penguasa de facto Jalur Gaza itu yang dibuat oleh pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
" Israel dan Hamas telah berbagi kepentingan, termasuk dalam situasi saat ini. Seperti perdamaian dan ketenangan untuk pertumbuhan dan kemakmuran," kata jenderal yang bertanggung jawab atas pasukan Israel di Gaza dan perbatasan Mesir itu.
" Tidak ada pengganti untuk Hamas sebagai penguasa tunggal di Gaza. Jika penggantinya adalah IDF (Pasukan Pertahanan Israel) dan aturan yang kacau ... maka situasi keamanan akan jauh lebih bermasalah," katanya.
Turgeman mengaku dirinya tidak bisa membayangkan bagaimana operasi berikutnya akan efektif. Untuk bisa menguasai Gaza, Israel butuh waktu lebih dari satu bulan untuk mencapai prestasi yang signifikan.
“ Untuk Hamas, jumlah korban tewas dan jumlah serangan kami tidak menjadi ukuran keberhasilan atau kurangnya keberhasilan. Yang penting bagi mereka adalah tidak kehilangan Gaza dan tetap berada dalam kekuasaan," tambahnya.
Seorang juru bicara militer Israel tidak membantah keakuratan kutipan yang dikaitkan dengan Turgeman dari pertemuan pribadi pada hari Senin dengan pemimpin kota. Baik kantor Netanyahu dan pejabat Hamas tidak memberikan komentar segera.
Turgeman memperkirakan kemampuan bersenjata Hamas terus dibangun dan diperbaharui 'setiap beberapa tahun'.
" Alternatif lain adalah untuk mencoba untuk menemukan periode tenang, sebanyak mungkin," kata Turgeman, berdebat melawan proposal kanan Israel, yang menarik diri dari Gaza pada 2005 setelah 38 tahun pendudukan, merebut kembali wilayah sempit dan miskin.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib