Ketupat (merdeka.com)
Dream - Beragam tradisi dan keunikan warga dalam merayakan bulan suci Ramadan banyak dijalankan di berbagai daerah. Mulai dari festival dan segala macamnya, bahkan kuliner pun turut meramaikan meriahnya bulan suci ini. Salah satunya di Binjai Sumatera Utara, ada tradisi kenduri ketupatan melewati 15 hari Ramadan.
" Ya ada kenduri ketupatan setelah 15 hari Ramadan dijalankan," kata salah seorang warga Kelurahan Sumber Karya Kota Binjai Mahruzar, di Binjai, seperti dilansir Merdeka.com.
Uniknya, kenduri yang dilaksanakan warga ini hanya menghidangkan ketupat sebagai menu utama yang disantap usai melaksanakan doa syukuran. " Ini dilakukan setiap melewati hari ke 15 puasa Ramadan, di mana hampir seluruh warga lingkungan membuat sarang ketupat di rumah masing-masing," katanya.
Sarang ketupat yang dibuat ini bukan untuk dijual sebagai pertanda menyambut datangnya lebaran, namun sarang ketupat yang dibuat dari daun kelapa muda atau yang dikenal dengan sebutan janur ini sengaja dibuat warga dan diisi dengan beras ketan dan diolah hingga masak.
Kemudian ketupat yang sudah jadi ini akan dibawa ke masjid dan dikumpulkan dengan ketupat buatan warga lainnya. Lalu menjadi menu utama saat digelarnya acara kenduri ketupatan usai sholat Taraweh malam harinya. " Ini sudah menjadi tradisi warga di sini, di mana setiap tahunnya mereka melaksanakannya," katanya.
Hampir seluruh warga di sini ikut melaksanakan tradisi ini, karena di sini bermukim warga dari etnis Banten. Ketupat sendiri melambangkan bahwa mereka telah melaksanakan puasa Ramadan selama 15 hari atau setengah bulan, dan akan terus melaksanakan ibadah puasa hingga memasuki lebaran nanti.
" " Makanya sebelum warga memakan ketupat yang telah dihidangkan dan dikumpulkan dari seluruh warga, para warga yang hadir mulai membacakan doa syukur dan bermohon kesehatan kepada Allah Taala, agar para warga bisa terus melaksanakan puasa hingga usai," ungkapnya.
Dia juga berharap kenduri ketupatan yang merupakan tradisi leluhur mereka ini, nantinya bisa dilanjutkan oleh anak cucunya. Sehingga tradisi nenek moyang etnis Banten yang pertama kali berdomisili di lingkungan ini bisa tetap terjaga dan berkembang. " Ini merupakan tradisi saja, bukan ada hal lain," tegasnya.
Selain merupakan wujud syukur atas nikmat kesehatan diberikan Allah, warga juga berharap bisa melaksanakan ibadah puasa hingga berakhirnya bulan Ramadan.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib