Perjuangan Nenek Penjual Bubur Naik Haji, Nabung 24 Tahun

Reporter : Sandy Mahaputra
Senin, 8 September 2014 14:29
Perjuangan Nenek Penjual Bubur Naik Haji, Nabung 24 Tahun
Dia berjualan bubur menggunakan sepeda onthel, sebelumnya hanya menggendong barang dagangannya. Sudah lebih dari sepuluh tahun, Sariyah harus hidup sendiri, lantaran suaminya sudah meninggal dunia.

Dream - Selama ini mungkin kita hanya mendengar cerita " Tukang Bubur Naik Haji" dalam sinetron saja. Tapi di kehidupan nyata kisah itu benar-benar ada.

Adalah Sariyah, warga Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah. Nenek 52 tahun ini merupakan seorang penjual bubur candil keliling.

Sariyah gigih menabung selama 24 tahun demi menggapai impian menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci. Penghasilan tidak menentu dari berjualan bubur saban hari disisihkan untuk ditabung.

Jika dagangannya laris ia bisa meraup untung rata-rata Rp30 ribu per hari, tapi tak jarang pendapatannya menyusut jika sepi pembeli.

Dia berjualan bubur menggunakan sepeda onthel, sebelumnya hanya menggendong barang dagangannya. Sudah lebih dari sepuluh tahun, Sariyah harus hidup sendiri, lantaran suaminya sudah meninggal dunia.

Selain berusaha memujudkan impian menunaikan rukun kelima umat Islam itu, dari jualan bubur ia memenuhi kebutuhan hidup keluarga dengan putra satu-satunya, Ilham Setiawan yang sudah bekerja dan memiliki keluarga yang tinggal di Jakarta.

Niat Sariyah menunaikan ibadah haji sejak 1990 sebenarnya sudah terwujud pada 2010. Dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Banyumas. Namun, ia harus masuk dalam daftar antrean dan baru akan berangkat Haji pada tahun ini.

Sariyah ikut dalam rombongan Kelompok Terbang (kloter) 47 Embarkasi Solo. Semoga mabrur!

(Ism, Berbagai sumber)

Beri Komentar