Desainer Aldre Wujudkan Karya dari Mimpi Buruk Masa Kecil

Reporter : Cynthia Amanda Male
Selasa, 27 Maret 2018 12:28
Desainer Aldre Wujudkan Karya dari Mimpi Buruk Masa Kecil
" Apapun yang pernah aku mimpiin dulu dan kayaknya sangat-sangat nakutin bagi aku, ya aku tuangin aja..."

Dream - Inspirasi memang muncul dari mana saja, seperti yang dialami desainer muda, Aldre. Ketakukan di masa kecil justru menjadi sebuah karya yang unik dan berbeda.

Aldre mengaku kerap mengalami mimpi buruk semasa kecil. Dia melihat benda seperti balon-balon menyala dalam gelap. Kemudian muncul badut menyeramkan seperti dalam film yang diadaptasi dari novel karya Stephen King, " IT" .

Pengalaman-pengalaman menakutkan itulah yang dituangkan Aldre ke dalam karya-karyanya di dunia fashion.

" Apapun yang pernah aku mimpiin dulu dan kayaknya sangat-sangat nakutin bagi aku, ya aku tuangin aja," ujar Aldre, dalam acara Media Viewing Trend 2018, Indonesian Fashion Chamber (IFC) di Jakarta, Senin 26 Maret 2018.

" Sekalian aku embrace apa yang aku takutin. Jadiin aja sebuah karya. Kenapa enggak?," tambah dia.

desainer aldre

Dalam pertunjukan tersebut, Aldre menyuguhkan 12 koleksi busana bertema " Childhood's Nightmare" . Berkonsep wearable-avant garde dengan citra gelap ala 'mimpi buruk'.

Aldre sengaja membuat orang berpikir tentang selera fashion-nya. Baju yang tampak asimetris --didominasi warna hitam, putih dan abu-abu--dengan lengan baju melewati jari-jari tangan serta aksesoris tidak pada tempatnya itu, ternyata berbeda ketika dipasarkan.

" Sebenarnya yang dipakai di kepala itu obi. Jadi kalau misalnya ada orang jalan-jalan cuma pakai kaos putih gitu polos gitu aja, dengan pakai obi itu bisa elevate style-nya," tuturnya.

Mengintip Tren 2019 Bersama Indonesia Fashion Chamber

Koleksi yang dibuat dengan bahan denim ini bisa dipakai oleh pria dan wanita tanpa mengurangi esensi feminin serta maskulin.

" Dari koleksi ini, saya ingin menginspirasi supaya anak muda Indonesia lebih berani berkreasi dengan pakaiannya" .

Selain Aldre, beberapa desainer Tanah Air, seperti Novita Yunus, Mega, dan Dini Midiani, turut memamerkan koleksinya pada hari pertama Media Viewing Trend 2018.

1 dari 1 halaman

Mengintip Tren 2019 dari Kacamata Indonesia Fashion Chamber

Mengintip Tren 2019 dari Kacamata Indonesia Fashion Chamber © Dream

Dream - Tren fashion terus bergulir. Ada kalanya, model fashion yang sedang jadi perbincangan hanya mengulang kembali kesuksesan sebelumnya. Tapi kira-kira, tren fashion seperti apa yang akan happening di Indonesia?

Untuk mengintip tren yang akan happening itu, Indonesian Fashion Chamber (IFC) mengadakan Media Viewing Trend (MVT). Acara ini adalah program tahunan yang menjadi baromoter fashion dunia dan mendorong perkembangan industri fashion Tanah Air.

Caranya, memperkenalkan perkembangan tren fashion ke kalangan media, buyer, dan stake holder.

" Dengan mengoptimalkan kekayaan heritage yang kita miliki, industri fashion Indonesia memiliki kekuatan untuk disorot dunia. Kalau kita yakin dengan yang kita punya, maka dipastikan kita akan semakin kokoh," ujar Ali Charisma, National Chairman IFC di The Ice Palace, Kuningan, Senin 26 Maret 2018.

MVT yang digelar pada 26-27 Maret 2018 ini menghadirkan desainer lokal seperti Avant Garde, Urban, Muslim, dan Evening Wear. NY by Novita Yunus, Bramanta Wijaya dan lainnya. Masing-masing desainer mencari tren apa yang bisa mempengaruhi industri.

Indonesian Fashion Chamber

" Nanti, tugasnya tim tren untuk menerjemahkan. Bahwa ya, tren Indonesia itu memang sudah in-line dengan tren atau belum," tutur Ali.

Ali mengaku tidak memaksa desainer untuk membuat koleksi khusus. Dia membebaskan para desainer mengungkapkan jati diri mereka dengan berkarya.

" Kebanyakan yang dipresentasikan kan, tentang diri mereka seperti apa. Biasanya kan, fashion show itu kurang intimate," katanya.

Dalam acara itu, Ali juga menampilkan karya enam desainer lokal yang diyakini mampu bersaing di luar negeri. Mereka dianggap sukses bangkit karena idealis, bukan karena penjualan saja.

" The future itu pilihan kita, memang untuk bersaing dengan luar negeri. Tiga di antaranya adalah brand sustainable fashion gitu. Fashion yang memperhatikan lingkungan itu penting. Ada Inas Nabilla, Sasig by Wita, Khara by Gabriella Manurung."

(Sah)

Beri Komentar