Ilustrasi Pesan Stiker (foto: Pexels.com)
Dream – Lagi heboh penerima pesan stiker di WhatsApp dikenai tarif Rp250 perak. Kehebohan itu dimulai sejak adanya pesan berantai yang menyebar di WhatsApp.
Dalam pesan itu dituliskan, setiap stiker atau gambar yang dikirimkan di WhatsApp maka pembayarannya dibebankan kepada si penerima, yaitu senilai Rp 250,-.
Isi pesan berantai tersebut adalah:
" Hindari penggunaan STIKER dlm medsos.
Tahukah teman2 ku di group ini... Kenapa menggunakan stiker, menguntungkan pembuat nya,,,
Setiap stiker atau gambar yg saudaraku krmkan di wa ini pembayarannya dibebankan kpd yg menerima Rp.250,-. Jk aggt group ini ada 20 org sj maka pembuat stiker sdh mendapat uang 20x 250 rupiah utk satu stiker. jika setiap hari di group ini ada 20 stiker en gambar maka pembuat stiker mendapat uang perhari dr group ini = 20 x20x 250 = 100.000 rupiah. Jika dalam 1 bln ,brp kah penghasilan pembuat stiker ???
Saya mengajak semuanya utk stop pakai stiker agar paket / uang kt tdk cepat habis utk memperkaya org yg sdh kaya.
Stiker pada medsos maupun pesan singkat sebenarnya tidak berbahaya. Selain itu bisa didapatkan secara gratis, memang tetap ada stiker yang dijual namun cenderung tidak banyak.
Umumnya penyedia layanan medsos dan aplikasi chat menambahkan emoji, stiker bahkan gif untuk membuat suasana dan keberagaman ekspresi para pemakainya.
Dahulu saat masih BBM, untuk bisa membuat emoji kits harus mengingat karakter yang harus diketik, lalu mulai dalam fitur keyboard ditambahkan. Begitu juga Whatsapp dan lainnya."
Melansir dari Liputan6.com, pesan berantai yang beredar dan menyebabkan kehebohan para pengguna WhatsApp itu adalah hoaks.
Karena, Pakar Keamanan Siber, Pratama Persadha pun telah mengatakan pesan itu adalah hoaks alias menyesatkan.
" Pesan berantai yang menganjurkan menghindari pemakaian stiker dan akan dibebankan kepada si penerima pada medsos dan aplikasi chat adalah menyesatkan. Milenial cenderung suka berekspresi dengan stiker, lihat bagaimana kesuksesan Line yang akhirnya diikuti oleh Whatsapp," ujar Pratama.
Ia melanjutkan memang ada perbedaan besaran kuota data yang digunakan untuk mengirim dan menerima stiker daripada teks.
Ukuran kuota data yang digunakan pun sebenarnya juga tidak terlalu signifikan. Jika teks per karakter besarnya 1 byte, sedangkan stiker umumnya di bawah 50 KB.
" Jadi, penggunaan stiker pada WhatsApp dan lainnya hanya dibebankan pada kuota data. Yang besar di aplikasi chat adalah kirim foto, video, dan dokumen," ucap Ketua Lembaga Riset Keamanan Cyber dan Komunikasi (CISSReC) itu.
Saat ini sudah banyak fitus di WhatsApp yang semakin menarik bagi para penggunanya. Selain adanya gift, saat ini sudah ramai di kalangan pengguna WhatsApp fitur terbaru yaitu stiker lucu dan unik.
Sebagian besar stiker itu gratis, bahkan pengguna juga bisa membuat sendiri stiker tersebut, seperti yang telah kita ketahui bersama. Pengguna bisa menggunakan fotonya sendiri untuk membuat stiker. Keren!
Pratama menambahkan stiker yang berbayar juga ada, namun biasanya hanya sekali beli saja. Keuntungannay sekali beli di toko online stiker yang tersedia.
" Lalu yang berbayar juga ada, namun umumnya sekali beli. Keuntungannya karena sekali beli di toko online yang tersedia, bukan karena dipakai berapa juta orang lalu dikali," jelasnya.
Jadi model monotize-nya memang berbeda dengan film dan music streaming yang dihitung per beli. Namun terkait pesan tersebut, pihak WhatsApp pun belum memberikan konfirmasinya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN