Bullying Marak Terjadi di Sekolah, Aduan Online Penting Disediakan

Reporter : Arie Dwi Budiawati
Minggu, 2 Mei 2021 08:18
Bullying Marak Terjadi di Sekolah, Aduan Online Penting Disediakan
Apalagi, sekarang muncul cyberbullying selama sekolah online.

Dream – Penindasan, perundungan, perisakan, atau intimidasi (bullying) merupakan salah satu kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain. Tujuan aktivitas ini untuk menyakiti dan kecenderungan dilakukan secara terus menerus, yang mencakup pelecehan secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan, dan dapat diarahkan berulang kali terhadap korban tertentu.

Perundungan atau bullying ini merupakan sebuah fenomena yang selalu menjadi topik di setiap negara bahkan seluruh dunia.

Kejadian perundungan pun dapat terjadi di lingkungan keluarga, kantor, tempat bekerja, dan sekolah. Bahkan lingkungan sekolah kerap menjadi salah satu tempat yang memiliki potensi adanya tindak kekerasan.

“ Perundungan juga mencakup aktivitas yang hanya memuaskan salah satu pihak, sementara pihak lain menjadi bulan-bulanan atau merasa tertindas, terpojokkan, maupun kurang nyaman,” kata Inisiator Sudah Dong Malang, Goldi Senna Prabowo, dalam webinar “ #HebatdenganTerlibat”, dikutip dari keterangan tertulis Gredu, Sabtu 1 Mei 2021.

1 dari 3 halaman

Mayoritas Korban Ingin Lapor Jika Begini

Sayangnya, kasus perundungan di sekolah ini juga sudah terjadi di Indonesia, baik di tingkat sekolah menengah hingga sekolah tinggi. Padahal, sekolah diharapkan bisa menjadi tempat yang aman bagi peserta didik.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan GREDU terhadap kurang lebih 300 responden, sekitar 64 persen menyatakan bahwa mereka pernah terlibat perundungan di sekolah dan 22 persen pernah menceritakannya ke guru di sekolah.

Hasil survei juga menyebutkan sekitar 79 persen dari seluruh responden mau mengadukan soal perundungan ke kepala sekolah apabila ada platform onlinenya. Sebanyak 87 persen responden juga mau bercerita ke guru bimbingan konseling apabila tersedia platform pengaduan via daring.

Saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) berlangsung selama pandemi Covid-19, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga menerima banyak pengaduan mengenai perundungan terutama di dunia maya. Ketika sekolah berjalan secara daring, perundungan yang muncul juga bersifat daring atau dengan istilah lain cyberbullying.

Kemudian, KPAI juga menyatakan perundungan ini menjadi faktor penyebab tertinggi anak enggan pergi atau melanjutkan sekolah, selain karena faktor ekonomi maupun masalah keluarga..

2 dari 3 halaman

Sediakan Fitur Pengaduan

Chief Operating Officer Gredu, Ricky Putra, mengatakan platform ini menyediakan halaman pengaduan di Gredu Student Web. Pengguna dapat melaporkan peristiwa perundungan dengan memilih kategori kekerasan diberi tanggal dan judul yang jelas.

Bahkan, siswa bisa melampirkan gambar atau foto supaya tingkat validasinya tinggi dan menjadi bukti kuatbtelah terjadi tindakanp erundungan.

Laporan ini diterima langsung oleh kepala sekolah. Untuk laporan yang sudah dibuat bisa dilihat statusnya mulai dari laporan diterima, ditinjau hingga ditindak.

“ Jadi, siswa yang mengalami perundungan ataupun saksi tidak perlu merasa takut dibilang sebagai ‘tukang ngadu’,” kata Ricky.

Dengan fasilitas ini, anak diajarkan untuk tidak takut dan menutup mata saat ketidakadilan terjadi. Laporan perundungan di Gredu Student Web bersifat rahasia atau anonim, sehingga siswa pelapor tetap merasa aman dan nyaman.

3 dari 3 halaman

Tambah Fitur BK Online

Ricky mengatakan pihaknya akan menambah fitur Bimbingan Konseling (BK) online. Hal ini berdasarkan pada hasil survei Gredu bahwa 87 persen responden akan bercerita kepada guru BK kalau ada pengaduan online.

“ Oleh karenanya, GREDU berencana menambah fitur BK daring agar siswa bisa melakukan konsultasi apabila terjadi suatu hal negatif selama proses belajar-mengajar berlangsung,” kata dia.

Selama ini ketika seorang siswa menuju ke ruangan BK di sekolah tatap muka, biasanya muncul stereotype bahwa siswa tersebut mempunyai banyak masalah. Lebih parah lagi, siswa tersebut kadang dicap sebagai “ tukang ngadu” terkait permasalahan yang ada di kelas oleh siswa lainnya.

“ Adanya fitur BK online ini akan membantu siswa agar terhindar dari stereotype tersebut,” kata dia

Beri Komentar