Mobil BMW Ini Diparkir Di Bandara Selama Empat Tahun. (Foto: Merdeka.com)
Dream - Kamu yang pernah datang ke Bandara pasti mengetahui tarif parkir yang cukup mahal dikenakan pengelola. Namun pemilik mobil BMW berikut ini menyita perhatian publik karena telah diparkir hampir 3 tahun. beberapa hari yang lalu.
Mobil mahal buatan Jerman ini telah terparkir di kawasan Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, selama empat tahun.
Selama sekitar 1.550 hari mobil itu tertutup rapi dengan pembungkus agar terhindar dari panas dan hujan.
Dikutip dari Liputan6.com, Rabu 8 Januari 2020, Communication and Legal Bandara I Gusti Ngurah Rai, Arie Ahsanurrohim, mengatakan mobil berwarna merah marun ini terparkir sejak September 2016.
“ Mobil itu masuk sejak September 2016 atau lebih tepatnya 22 September 2016,” kata Arie.
Dia mengecek ke Samsat Denpasar dan mobil bernomor polisi DK 118AV ini diketahui terakhir membayar pajak terakhir pada 2014. Sementara itu, Kapolsek Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai Kompol Agung Budiarto menyampaikan, pihaknya sedang mencari pemilik mobil itu.
" Sedang kita cari alamatnya tidak ketemu. Kita masih cari (pemiliknya)," kata Agung.
Kira-kira berapa tarif parkir mobil yang terparkir di bandara selama empat tahun?
Sekadar informasi, tarif parkir di Bandara I Gusti Ngurah Rai sebesar Rp5 ribu selama sejam pertama untuk mobil. Kemudian, tarif akan berlaku progresif setiap 1 jamnya sebesar Rp3 ribu.
Kalau sudah terparkir selama empat tahun, estimasi biaya yang harus dibayar mencapai Rp105 jutaan.
Tarif tersebut belum termasuk jika pemilik kendaraan kehilangan tiket parkir. Dia harus membayar denda sebesar Rp50 ribu.
Lantas siapakah pemilik BMW yang terparkir selama empat tahun? Arie mengatakan pemilik kendaraan diketahui berdasarkan STNK.
“ Pemilik mobil yang tertera di STNK atas nama I Putu Tjandi Tirta,” kata dia.
Terparkir di sebelah barat area parkir domestik Bandara I Gusti Ngurah Rai, mobil tersebut diketahui belum membayar pajak sejak tahun 2014.
" Setelah kami lakukan cek bahwa mobil tersebut terakhir membayar pajak kendaraan di Samsat Denpasar pada tahun 2014," katanya.
(Sumber: Liputan6.com/Dian Tami Kosasih)
Dream - Banyak anak ngambek kepada orang tuanya karena tidak dibelikan mainan. Demikian pula yang dilakukan oleh Ji Moubing, pemuda asal China, berikut ini.
Usia Ji Moubing memang sudah bukan kanak-kanak. Umurnya sudah 22 tahun. Tapi kelakuannya masih kekanak-kanakan. Dia membuat ulah di diler mobil.
Menurut laman World of Buzz, peristiwa itu terjadi di sebuah diler BMW di wilayah Jiangxi, Shangrao, pada 25 November silam. Kala itu, Ji datang ke diler dan tertarik dengan sebuah mobil. Dia berdiri dengan santai sambil mengamati deretan mobil mewah.
Sales showroom menunjukkan sebuah sedan kelir biru tua. Ji pun merasa tertarik dan sangat ingin membelinya. Kepada sales, Ji mengatakan bahwa sang bapak berjanji membelikan mobil sebagai hadiah karena telah memiliki SIM.
Dia kemudian menelepon sang ayah untuk berdiskusi. Namun entah apa yang terjadi dalam diskusi tersebut, karena setelah itu Ji kembali masuk dalam kondisi marah.
Ji kemudian mengambil kunci mobil dan membaret bagian pintu BMW bercat biru tua tersebut. Jelas saja sang salesman panik. Mobil belum tentu dibeli, sudah baret duluan!
Sang sales pun segera menelepon polisi. Rekaman video pengintai diputar ulang. Di situah diketahui ulah Ji yang marah setelah menelepon dan membaret BMW itu.
Saat diinterogasi, Ji mengaku ingin mobil itu, namun sang bapak ogah membelikannya. Untuk memaksa sang ayah membayar mobil itu, jadilah dia mambaret bagian pintu BMW biru tua tersebut.
Tapi akibat ulahnya dia harus melupakan mimpinya mendapat tunggangan mewah. Jangankan mendapat mobil, kini dia harus meringkuk di dalam penjara karena diringkus polisi.
Kasus ini sudah menjadi urusan penegak hukum, tapi tidak jelas apakah setelah insiden ini ayah Ji membayar mobil incaran anaknya itu atau tidak.
Dream - Memberi hadiah untuk istri tentu membawa kebahagian tersendiri bagi seorang suami. Apalagi untuk mereka yang punya harta berkecukupan. Barang mewah sekalipun akan diberikan untuk menunjukan tanda sayang.
Tapi pastikan uang yang digunakan untuk membeli hadiah mewah itu berasal dari kocek sendiri. Jangan sekali-kali menggunakan uang rakyat. Ungkapan tanda cinta itu akan berubah menjadi amarah.
Nasihat ini sepertinya luput dipegang oleh Raja Kerajaan Eswatini yang sebelumnya bernama Swaziland. Sang raja telah membuat marah pihak oposisi dan rakyatnya yang sebagian besar hidup serba kekurangan.
Raja Mswati III diduga telah menghabiskan uang negara sebesar 13 juta poundsterling atau sekitar Rp234,6 miliar untuk membeli 14 mobil mewah sebagai hadiah bagi 14 istri dan anaknya.
Menurut laporan, Raja Mswati III telah mengimpor 19 Rolls-Royce dan 120 BMW. Beberapa di antaranya terlihat dikirim awal bulan ini.
Saksi mata melihat BMW X3 dan 5-Series, yang harganya masing-masing lebih dari 30.000 poundsterling, diangkut sebuah truk saat dikirim dari Afrika Selatan.
Pihak oposisi Wandile Dludlu menuduh Raja terus 'memanjakan dirinya dan keluarganya'. Dludlu menganggap Raja Mswati III telah menampilkan kesombongan dan pengabaian terang-terangan terhadap kemiskinan rakyat Eswatini.
" Raja dan keluarganya telah melukai perasaan rakyat Eswatini. Dia telah membuat rakyat marah, dan membuktikan kepada semua orang bahwa dia adalah hukum bagi dirinya sendiri," kata Dludlu.
Sementara itu jurnalis investigasi Mzilikazi wa Afrika menyebut kabar ini sebagai 'berita memilukan' saat ia membagikan salah satu foto mobil mewah yang diimpor Raja Mswati III.
" Di tengah tantangan ekonomi Eswatini, Raja Mswati III kemarin memutuskan untuk menghadiahi istri-istrinya dengan kendaraan yang sangat mahal," Mzilikazi.
Raja dituduh 'memanjakan' keluarganya sendiri sementara rakyatnya 'terus mengalami kelaparan', menurut salah satu pengguna Twitter yang mengatakan Raja 'tidak terlalu peduli'.
Gaji rata-rata pekerja sektor publik di Eswatini diperkirakan hanya 10.000 poundsterling (Rp180,4 juta) setahun. Artinya seorang pekerja biasa di kerajaan itu harus bekerja keras selama 70 tahun untuk membeli sebuah Rolls-Royce.
Advertisement