Shutterstock
Dream - Membeli baju baru saat Ramadan, terutama menjelang lebaran, merupakan tradisi turun-temurun yang sudah ada di Indonesia sejak abad ke-16. Tak heran jika tradisi ini sudah menjadi bagian yang sangat melekat dengan Ramadan dan Lebaran.
Survei JakPat (Jajak Pendapat) tahun 2021 mencatat belanja baju baru masih menduduki posisi empat besar (45%) di antara kebutuhan lainnya meski pandemi masih melanda.
Di sisi lain, masih banyak masyarakat kurang beruntung yang tidak memiliki kesempatan membeli baju baru untuk merayakan lebaran.
“ Dalam industri fashion, terdapat istilah fast fashion yaitu pakaian diproduksi secara cepat agar dapat terus mengikuti tren. Perilaku membeli baju lebaran baru pun salah satunya didorong oleh tren fashion yang menampilkan desain yang berbeda setiap tahunnya,” kata Pengusaha Pakaian dan Konten Kreator Aghnia Punjabi, pada keterangan tertulis yang diterima Dream.
Namun sayangnya, fast fashion dapat memperburuk masalah lingkungan karena mendorong lahirnya produk fashion yang memiliki masa pakai lebih singkat.
© Shutterstock
Sebanyak 50 miliar pakaian baru diproduksi tahun 2000, dan 20 tahun kemudian tepatnya tahun 2020, tercatat rata-rata konsumen membeli pakaian 60% lebih banyak.
Tidak hanya membeli lebih banyak, konsumen juga membuang lebih banyak pakaian. Kurang dari 1 persen pakaian bekas didaur ulang menjadi pakaian baru. Diperkirakan setiap tahunnya sekitar US$ 500 miliar hilang akibat pakaian yang berakhir di tempat pembuangan sampah karena tidak disumbangkan atau didaur ulang.
© Shutterstock
Sebagai seorang Muslimah, Aghnia percaya keberhasilan ibadah Ramadan tidak hanya tercermin dari berpuasa sebulan penuh melainkan juga dari bagaimana masyarakat mendorong diri untuk menjadi lebih baik, salah satunya dalam hal konsumsi pakaian.
“ Saya menerapkan konsep one in, one out, yaitu saat membeli baju baru, saya akan memilih pakaian lama yang bisa disumbangkan ke sesama yang membutuhkan,” tambah Aghnia.
Dengan konsep ini, Aghnia merasa dapat menghadirkan kebahagiaan kepada orang lain juga bisa berkontribusi dalam upaya mengurangi limbah pakaian yang merupakan salah satu ancaman bagi kelestarian lingkungan.
© Shutterstock
Mendukung masyarakat yang ingin berbagi baju juga bertepatan dengan momen Ramadan tahun ini, Reckitt Indonesia Vanish, menginisiasi gerakan #BahagiaBerbagiBaju untuk mengajak masyarakat Indonesia menyumbangkan pakaian lama layak pakai. Baju ini akan dibagikan bagi mereka yang membutuhkan sekaligus memperpanjang masa pakai pakaian untuk mengurangi limbah pakaian.
Program ini juga sejalan dengan tujuan keberlanjutan perusahaan dalam upaya pelestarian lingkungan dalam upaya bersama-sama menciptakan dunia yang lebih bersih dan sehat.
“ Mengenakan pakaian terbaik merupakan bentuk sukacita dalam menyambut Hari Raya. Mengingat di antara kita masih banyak yang tidak bisa membeli baju baru untuk merayakan lebaran, maka melalui gerakan #BahagiaBerbagiBaju,” jelas Rahul Bibhuti, Marketing Director Reckitt Indonesia pada keterangan tertulis yang sama.
© Shutterstock
Vanish ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk turut berbagi kebahagiaan dengan ‘menghidupkan kembali’ pakaian lama layak pakai mereka dengan Vanish agar menjadi pakaian yang terlihat bersih dan pantas dikenakan untuk menyambut momen kebersamaan ini.
Untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin menyumbangkan pakaian lama layak pakainya, Vanish menyediakan drop box di sejumlah pusat perbelanjaan seperti Transmart & Lottemart.
© Doc Vanish
Program ini juga bekerja sama dengan Paxel dalam menyediakan layanan penjemputan sumbangan pakaian lama layak pakai di lebih dari 40 kota di Indonesia. Sebagai apresiasi, Vanish juga menyediakan hadiah menarik berupa uang tunai senilai Rp 1.000.000 untuk masing-masing 5 orang donatur tercepat serta 300 pcs produk Vanish untuk donatur beruntung lainnya.
Darurat PMK, 32 Tahun Bebas Penyakit Mulut dan Kuku Kini Kembali Mencengkram Indonesia
Darurat PMK, Dunia Belum Bebas Penyakit Mulut dan Kuku, Termasuk di India
Urutan Doa untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal Sebagai Hadiah dan Permohonan Ampunan
Darurat PMK, Gejala Penyakit Mulut dan Kuku dan Dampaknya pada Manusia
Tak Boleh Dipakai Setiap Hari! Begini Cara Tepat Gunakan Clay Mask