Foto: VoL News
Dream – Kawah luas didaerah terpencil di Siberia yang bernama Batagaika, merupakan megaslump terbesar didunia. Penduduk setempat menyebutnya sebagai ‘gerbang neraka’. Karena setelah es mulai mencair, terlihat hutan yang begitu kuno dan banyak bangkai hewan.
Tetapi pertumbuhan megaslump Siberia, memberi kekhawatiran tersendiri. Pasalnya kawasan itu tumbuh dengan begitu cepat. Lapisan-lapisan es yang mulai mencair melepaskan sisa gas yang terperangkap ke atmosfer.
Banyak megaslump yang ditemukan di Siberia dalam beberapa dekade terkahir. Megaslump sendiri adalah sebuah kawah yang terbentuk dari lapisan es yang mencair.
Tetap Batagaika dijuluki sebagai ‘gerbang neraka’ oleh penduduk setempat karena memiliki panjang sekitar 1 kilometer dan kedalaman 50 meter. Dan kawasan itu mulai mencair dengan cepat.
Peristiwa ini menyebabkan tanah dapat runtuh ke pemukiman terdekat. Sensor yang memantau pertumbuhan kawah tersebut memperingatkan bahwa Batagaika bergerak sekitar 20-30 meter pertahunnya. Karena lapisan es yang mulai mencair. Kemudian. Dibawah permukaan kawah, gas dan endapan mineral yang terperangkan selama ribuan tahun mulai bermunculan kembali.
Dalam beberapa bulan terakhir, salah satu kota di Siberia mencatat suhu tertinggi di Kutub Utara. Yaitu sekitar 38 derajat celcius yang dicatat oleh ahli meteorologi Rusia pada 20 Juni lalu. Dan menjadi suhu rata-rata di Lingkaran Arktik.
Para ilmuan mengatakan bahwa Batagaika mengalami pencairan lapisan es yang tidak merata. Dengan kecepatan yang bervariasi sehingga membentuk layaknya ikan pari raksasa.
Profesor Geologi, Julian Murton, dari Universitas Sussex, mengatakan kejadian ini dimulai pada 1950-an dan 1960-an. Eksplorasi untuk mineral dan kayubakar membuat permukaanya mengalami erosi. Penggundulan hutan di wilayah tersebut mempercepat pencairan lapisan es dan menjadi kawah yang tumbuh dengan cepat.
Proses pencairan ini mengkhawatirkan para ilmuan. Karena ketika es mencair dan berubah menjadi air, fenomena ini melepaskan karbondioksisa dan gas metana yang sebelumnya terperangkap ke atmosfer. Sehingga mempercepat perubahan iklim.
Para ilmuan yang menyisir kawah tersebut tidak hanya mencari tanda-tanda peringatan. Namun juga memanfaatkan permafrost yang larut.
Setiap lapisan menceritakan kisah tentang snapshot yang berbeda. Membantu para ilmuan memahami lebih dalam mengenai perubahan iklim melalui paleontologi dan kejadian masa lalu.
“ Hal yang luar biasa bahwa lapisan bawah usia permafrost ini sudah sekitar 650 ribu tahun. Dan membuatnya menjadi permafrost tertua yang dilaporkan di Eurasia. Dan menjadi yang tertua kedua di dunia,” ungkap Prof Murton.
Pakar lain mengatakan bahwa mempelajari Batagaika membantu para ilmuan memahami hubungan antara manusia dan hewan, tumbuh-tumbuhan dan perubahan lingkungan, serta bagaimana cara menemukan mengatasi perubahan iklim.
Ksennia Ashastina, dari Max Planck Institute ilmiah Jerman, mengatakan: " Meskipun ini terdengar begitu mengkhawatirkan, namun sebenarnya bukan hanya rasa ingin tahu yang mendorong adanya penelitian Batagaika. Ini juga menjadi kunci untuk mengetahui perubahan lingkungan dimasa depan.”
" Dan dengan memahami proses yang terjadi di masa lalu, kita dapat beradaptasi dengan kehidupan di masa depan,” tambahnya kembali.
(Sumber: mirror.co.uk)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR