Foto Astri Agustina
DREAM.CO.ID - PT PepsiCo Indonesia menggelontorkan dana mencapai Rp3,3 miliar untuk pabrik pertamanya di Indonesia yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat. Dengan jumlah investasi fantastis, PepsiCo tak hanya fokus pada jumlah produksi, melainkan pengelolaan sampah.
Sebagai wujud nyata kepedulian terhadap upaya mendukung keberlanjutan dan pengelolaan lingkungan, PepsiCo menggandeng Indonesia Packaging Recovery Organization (IPRO) dan Bali Waste Cycle (BWC).
IPRO sendiri merupakan sebuah organisasi nirlaba independen yang bergerak di bidang pengelolaan sampah kemasan pascakonsumsi.
Kemudian, BWC adalah sebuah perusahaan yang berfokus pada pengelolaan sampah, terutama kemasan MLP dan non-B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) di Bali, yang juga merupakan salah satu dari 10 finalis teratas program PepsiCo Greenhouse Accelerator (GHAC) APAC 2025.
Direktur Government Affairs and Corporate Communications PepsiCo Indonesia, Gabrielle Angriani Johny mengatakan, pengelolaan sampah merupakan tanggung jawab dari perusahaan. Di mana ada banyak upaya yang dilakukan untuk mengelola sampah sejak pabrik mulai beroperasi.
" Ini benar-benar tanggung jawab kami dari mulai membangun pabriknya. Maka dari itu, pengelolaan sampah di pabrik kita kelola dengan baik," terang Gabrielle dalam acara media briefing dan talkshow bertajuk 'Towards Circularity: Tackling Waste Management Challenge Through Multi-Stakeholder Collaboration', Selasa, 26 Agustus 2025.
PepsiCo Indonesia menjalin kemitraan strategis dengan IPRO untuk membantu memperkuat sistem pengumpulan dan daur ulang MLP yang digunakan dalam produk makanan ringannya.
Inisiatif ini diharapkan dapat berkembang setiap tahun, sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dan penguatan infrastruktur pengelolaan sampah kemasan makanan.
General Manager IPRO, Reza Andreanto menjelaskan, IPRO berfungsi untuk menghubungkan berbagai elemen penting di antara industri dengan mitra pengumpul sampah dan pendaur ulang. Tujuannya tentu saja agar dapat dikembalikan ke dalam siklus ekonomi.
" Kolaborasi IPRO dengan PepsiCo Indonesia merupakan contoh nyata bagaimana sektor swasta telah menjalankan kepatuhan regulasi dan berkontribusi aktif dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah kemasan yang terintegrasi serta berdampak," kata Reza.
Sementara itu, Direktur Bali Waste Cycle, Olivia Anastasia Padang mengatakan, pihaknya mengapresiasi PepsiCo karena telah memberikan pendanaan sebesar USD 20.000 dan pendampingan dalam peningkatan kapasitas melalui program GHAC.
" Kolaborasi ini membuktikan bahwa solusi atas tantangan plastik rendah nilai hanya dapat dicapai melalui kerja sama lintas sektor, inovasi, dan upaya untuk masa depan yang lebih bersih dan inklusif," ungkap Olivia.
Advertisement
Hobi Membaca? Ini 4 Komunitas Literasi yang Bisa Kamu Ikuti
Baru Dirilis ChatGPT Atlas, Browser dengan AI yang `Satset` Banget
Bikin Syok, Makan Bakso Saat Dibelah Ternyata Ada Uang Rp1000
Kemenkeu Siapkan Rp20 Triliun untuk Hapus Tunggakan Iuran BPJS Kesehatan
5 Komunitas Olahraga di Decathlon Summarecon Bekasi, Yuk Gabung!