Badan Ekonomi Kreatif Memfasilitasi Belasan Desainer Lokal Untuk Mencoba Pasar Singapura. (Foto: Dream.co.id/Cynthia Amanda Male)
Dream – Tak sedikit perancang busana Indonesia yang namanya sudah mendunia. Kondisi ini membuat fesyen menjadi salah satu penyumbang ekspor terbesar di bidang ekonomi kreatif.
“ Dari 16 subsektor di bidang ekonomi kreatif, bidang fashion merupakan salah satu yang memberikan nilai ekspor paling tinggi,” kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky Joseph Pesik, di Jakarta, ditulis Kamis 26 Juli 2018.
Ricky mengatakan total ekspor ekonomi kreatif sebesar US$20 miliar (Rp289,178 triliun). “ Hampir separuhnya dari fesyen,” kata dia.
Prestasi ini membuat para pelaku fesyen Indonesia semakin didukung pemerintah. Pada Agustus 2018, 14 brand lokal akan mengikuti acara Rising Fashion 2018 yang diadakan di Paragon Mall Singapura.
“ Acara itu berupa pop up market. Jadi, mereka bisa membina relasi dengan pembeli, reseller, pebisnis maupun investor dari Singapura maupun negara lainnya,” kata Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simanjuntak.
Menurut Joshua, Bekraf mempersiapkan fasilitas berupa sewa lahan, konstruksi dan pengiriman barang agar label busana dan aksesoris itu bisa memasarkan produknya.
" Kami bekerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura untuk menyiapkan keseluruhan acara beserta fasilitasnya. Pihak Singapura juga memberi bantuan lokasi tenant dan media," katanya.
Rising Fashion merupakan acara yang sempat digelar tahun lalu sebagai kolaborasi Indonesia dengan Singapura. Pada 2017, acara ini mendatangkan desainer asal Singapura ke Galeries Lafayette, Mall Pacific Place, Jakarta.
Tahun ini giliran desainer Indonesia yang menjajal pasar di sana. Para desainer akan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama akan diadakan pada 1-15 Agustus, sedangkan sesi kedua pada 16-30 Agustus 2018.
" Sesi pertama akan diisi oleh brand Purana, Saul, Nataoka, Hunting Field, Maison Met, Pattent Goods dan Oaksva Jewellery. Sedangkan, yang kedua diisi oleh Woodka, Bermock, Danjyo Hiyoji, Alexalexa, D.Tale, Jeffry Tan dan Diniira," kata dia.
Selain berkenalan dengan pasar Singapura yang dianggap sangat potensial, 14 brand ini diharapkan bisa membuka pandangan penduduk di sana kalau Indonesia punya desainer bertalenta dengan produk berkualitas.
“ Dari begitu banyak talent, terpilih yang sesuai dengan pasar dan kultur di Singapura. Tidak hanya ready to wear saja. Ada jam tangan, kaos kaki dan lain-lain. Tujuannya agar mereka tahu kalau banyak produk berkualitas dari Indonesia yang layak dipasarkan ke luar negeri,” kata perwakilan Fashion Curator Team, Hanafi Akhmad. (ism)
Advertisement
Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap

5 Destinasi Wisata di Banda Neira, Kombinasi Sejarah dan Keindahan Alam Memukau

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Influencer Fitness Meninggal Dunia Setelah Konsumsi 10.000 Kalori per Hari

Raih Rekor Dunia Guinness, Robot Ini Bisa Jalan 106 Km Selama 3 Hari

Sensasi Unik Nikmati Rempeyek Yutuk Camilan Khas Pesisir Kebumen-Cilacap