Kualitas Udara Buruk Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Reporter : Mutia Nugraheni
Selasa, 22 Agustus 2023 08:12
Kualitas Udara Buruk Tingkatkan Risiko Serangan Jantung
Polusi berdampak bukan hanya pada kesehatan pernapasan, tapi juga kondisi jantung.

Dream - Polusi udara yang buruk di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama kawasan Jadebotabek, membuat banyak orang mengeluhkan masalah pernapasan. Rupanya polusi berdampak bukan hanya pada kesehatan pernapasan, tapi juga kondisi jantung.

Sebuah studi mengungkap jika seseorang terpapar udara panas yang bercampur dengan polusi udara, kemungkinan untuk orang tersebut dua kali lipat berisiko terkena serangan jantung lebih tinggi. Terkadang, cuaca yang sangat panas atau pun dingin tanpa campuran polusi udara juga dapat meningkatkan risiko ini. Sahabat Dream perlu memantau bagaimana keadaan di luar ruangan ketika cuaca ekstrem atau ketika kualitas udara buruk.

“ Satu pesan penting adalah jika memiliki riwayat penyakit arteri koroner, terutama jika Anda pernah mengalami serangan jantung baru-baru ini atau sebelumnya, penting untuk melakukan tindakan pencegahan ketika kondisi di luar sangat panas atau sangat dingin,” ujar Grant Reed, MD, seorang spesialis jantung dari Cleveland Clinic.

1 dari 3 halaman

Yuewei Liu, MD, PhD, peneliti senior sekaligus profesor epidemiologi di School of Public Health Sun Yat-Sen University, Cina, mengungkap kalau tidak hanya cuaca panas dan dingin yang ekstrem saja yang memicu masalah-masalah kesehatan. Bisa juga masalah lingkungan lain yang berkaitan dengan suhu ekstrem yang kemudian akan berdampak buruk pada kesehatan jantung, yaitu partikel halus udara atau kita kenal dengan polusi.

Pengaruh Polusi Udara Terhadap Siklus Menstruasi

Partikel halus ini biasanya berasal dari kebakaran atau emisi pembangkit listrik, mobil, truk, dan fasilitas industri. Partikel tersebut lebih berbahaya daripada pertikel kasar. Mengapa? Karena bentuknya yang sangat halus, partikel ini dapat mencapai bagian terdalam paru-paru atau yang lebih bahayanya dapat masuk ke aliran darah kita.



2 dari 3 halaman

Hubungan Antara Serangan Jantung, Cuaca, dan Kualitas Udara

Para peneliti menganalisis 202.678 kasus kematian akibat serangan jantung di Provinsi Jiangsu, Tiongkok, antara 2015 hingga 2020 sebagai bahan penelitian. Mereka memeriksa pola cuaca dan tingkat polusi di hari-hari sekitar kematian korban, dan menemukan bahwa risiko serangan jantung yang fatalnya dua kali lipat adalah ketika suhu lingkungan berkisar antara 83° hingga 98°F.

Selama empat hari penelitian, polusi partikel halus terukur di atas 37,5 mikrogram per meter kubik. Jumlah ini melebihi pedoman kualitas udara dari Organisasi Kesehatan Dunia, yang merekomendasikan agar orang menghindari paparan lebih dari 15 mikrogram per meter kubik.

Para peneliti menemukan peningkatan risiko serangan jantung yang mematikan sebesar 18% selama dua hari gelombang panas. Potensi kematian akibat serangan jantung meningkat sebesar 4% selama cuaca dingin selama dua hari ketika suhu berkisar antara 33° hingga 41°F.

 

3 dari 3 halaman

Menurut studi tersebut, orang-orang berumur 80 tahun atau lebih–terutama wanita, berisiko lebih tinggi untuk mengalami kematian akibat serangan jantung pada saat gelombang panas, hawa dingin, atau hari-hari dengan kualitas udara yang buruk.

Meski tidak secara spesifik mengetahui hubungan antara serangan jantung, cuaca, dan kualitas udara, para peneliti memiliki teori terkait hal ini. Termasuk kondisi dehidrasi yang dapat memengaruhi risiko serangan jantung selama periode panas ekstrem. Sementara, tekanan darah tinggi dan pembuluh darah yang mengerut dapat meningkatkan risiko serangan jantung yang mematikan pada saat cuaca dingin.

Pastikan jaga pola makan agar selalu sehat. Lakukan juga hal-hal berikut saat polusi udara sedang buruk seperti sekarang, demi kesehatan jantung.

1. Tetap up-to-date mengenai prakiraan cuaca
2. Berpakaian menyesuaikan suhu
3. Tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih
4. Pakai masker ketika di luar ruangan
5. Hindari jalan raya yang ramai kendaraan jika memungkinkan
6. Gunakan pembersih udara

Laporan Marha Adani Putri/ Sumber: Health

Beri Komentar