Ilustrasi Masker Kain Buatan Sendiri. (Foto: Shutterstock)
Dream - Lonjakan terhadap permintaan masker bedah di kalangan warga di tengah wabah Covid-19 membuat persediannya semakin langka di pasaran.
Akibatnya, sebagian orang harus memutar otak dengan membuat masker sendiri di rumah. Orang-orang pun berselancar di internet untuk mengetahui cara membuat masker sendiri.
Yang jadi pertanyaan adalah apakah masker buatan sendiri ini salah satu cara efektif mencegah dari tertular virus corona penyebab Covid-19?
Dengan makin banyaknya orang positif Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala, sebagian pakar merekomendasikan mereka memakai masker buatan sendiri untuk mencegah penyebaran virus corona.
Selama ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) selalu menekankan bahwa masih sedikit bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa masker efektif dalam mencegah orang sehat tertular Covid-19.
Tetapi beberapa ahli mengatakan masker buatan sendiri bisa berguna sebagai penghalang bagi mereka yang terinfeksi (orang positif Covid-19) - terutama yang tidak memiliki gejala.
Masker akan mencegah mereka menulari orang sehat melalui tetesan cairan pernapasan yang disemburkan ketika mereka batuk, bersin, berbicara atau bahkan bernapas.
" Lebih efektif lagi jika keduanya memakai masker. Bahkan Anda hanya perlu memakai masker biasa, sebab selembar tisu pun bisa menghalangi virus keluar," kata KK Cheng, Direktur Institute of Applied Health Research di Birmingham University di Inggris.
" Memang tidak sempurna, tapi itu jauh lebih baik daripada tidak ada perlindungan sama sekali," tambahnya.
Namun, masih sedikit sekali bukti yang menunjukkan keefektifan dari masker buatan sendiri ini.
" Masih belum jelas apakah masker buatan sendiri ini bisa mengurangi penularan. Hanya ada sedikit penelitian ilmiah tentang topik ini," kata Benjamin Cowling, seorang ahli epidemiologi di University of Hong Kong.
Sementara itu, satu penelitian oleh Cambridge University pada tahun 2013 mengamati sebuah skenario pandemi influenza dan kaitannya dengan kekurangan masker bedah.
Relawan dalam penelitian itu ditugaskan membuat masker sendiri dari bahan kain katun. Hasilnya, masker buatan sendiri mampu mengurangi infeksi virus influenza, tetapi tidak bisa menghilangkan risiko tertular.
" Temuan kami menunjukkan bahwa masker buatan sendiri hanya dianggap sebagai upaya terakhir untuk mencegah penularan dari droplet orang yang terinfeksi. Ini lebih baik daripada tidak ada perlindungan sama sekali," kata penelitian itu.
Sebelumnya, masker tidak dipandang sebagai perlindungan alternatif di saat wabah Covid-19 oleh warga Eropa.
Karena langkah-langkah pencegahan yang paling penting dari tertular virus corona adalah mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta melakukan social distancing (menjaga jarak).
Sejak dimulainya epidemi virus corona, banyak negara Barat yang menekankan bahwa penggunaan masker secara luas tidak diperlukan.
Kondisi ini bertolak belakang dengan yang terjadi di Asia, di mana mengenakan masker adalah sesuatu yang umum.
" Kesalahan besar di Amerika Serikat dan Eropa, menurut saya, adalah bahwa mereka tidak memakai masker,' kata Gao Fu, kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, dalam sebuah wawancara dengan majalah Science.
Namun sekarang beberapa negara Eropa seperti Republik Ceko, Slovenia, dan Austria mengumumkan aturan baru yang mengharuskan warga memakai masker di tempat-tempat seperti supermarket.
Pulmonolog Nicolas Hutt, yang bekerja di Alsace, salah satu daerah Prancis yang paling terkena dampak epidemi Covid-19, mengatakan warga harus memakai 'masker alternatif' yang tidak diproduksi untuk tujuan medis.
Masker buatan sendiri ini akan bertindak sebagai penghalang di mana aturan social distancing tidak dipatuhi dengan benar, seperti di toko swalayan.
Perdana Menteri Prancis, Edouard Philippe, juga mengatakan bahwa perusahaan tekstil dan kertas sekarang akan didorong untuk membuat masker.
Masker ini bukan untuk tenaga medis tetapi bagi mereka yang akan menggunakannya sebagai cara yang baik untuk melindungi diri saat melawan epidemi.
(sah, Sumber: SCMP)
Advertisement
Cucu Mahfud MD Jadi Korban Keracunan MBG di Yogyakarta
Alasan Orang Korea Sangat Percaya MBTI Bisa Ungkap Kepribadian
Presiden Prabowo Bertemu Marc Marquez dan Pebalap Tanah Air Bahas Sport Tourism
Ponpes Al-Khoziny Ambruk, Menag Tanggapi Isu Pelibatan Santri dalam Pengecoran Gedung
Cara Mudah Bikin Parfum Bareng Casablanca di Campus Beauty Fair