Operasi Penyemaian Hujan Di Pulau Jawa Dan Sekitarnya (Foto: BNPB/Istimewa)
Dream – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Badan Nasional Penanggulangna Bencana (BNPB) menggelar operasi modifikasi cuaca (TMC) untuk menurunkan intensitas hujan di Wilayah Jabodetabek.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana BNPB, Agus Wibowo mengatakan, operasi ini akan terus digelar hingga cuaca yang dikhawatirkan memicu banjir bisa berangsur berkurang.
Agus melaporkan operasi TMC hari ini, Selasa, 8 Januari 2020, telah menerjunkan pesawat CN 295 dan Casa 212-200 milik TNI untuk melakukan penyemaian awan di barat daya, barat, dan barat laut wilayah Pulau Jawa.
" Total bahan semai NaCl untuk penyemaian mencapai 6,4 ton. Berdasarkan laporan BPPT, hujan berhasil diturunkan di perairan barat laut dan barat daya Jabodetabek," kata Agus.
Operasi penyemaian hujan di Pulau Jawa dan sekitarnya
Agus mengatakan, sorti pertama penyemaian hujan menggunakan CN295, menebar NaCl sebanyak 2,4 ton di wilayah barat hingga barat daya Jabodetabek. Sorti berikutnya dengan Casa 212-200 dengan kapasitas semai 800 kilogram mendistribusikan bahan semai di perairan Selat Sunda.
" Sorti ketiga, bahan semai ditebar di barat laut Jabodetabek, sedangkan sorti terakhir dengan CN 295 bahan semai sejumlah 2,4 ton disemai pada wilayah barat hingga barat laut Jabodetabek," kata dia.
Operasi penyemaian hujan di Pulau Jawa dan sekitarnya
Sejak dilakukan pada 3 Januari 2020 lalu, operasi TMC melalui pesawat fixed-wings telah melakukan 20 sorti penerbangan dengan total bahan semai NaCl mencapai 32 ton.
Operasi penyemaian hujan di Pulau Jawa dan sekitarnya
Penerapan TMC bertujuan untuk menurunkan hujan ke wilayah yang aman dan jauh dari permukiman penduduk atau sebelum awan memasuki kawasan padat penduduk, seperti di wilayah Selat Sunda atau Laut Jawa. Hujan yang turun dimodifikasi dengan penggunaan Natrium Klorida (NaCl) yang ditebarkan ke bibit awan melalui pesawat Casa 212-200 dan CN-295.
" Pelaksanaan operasi TMC untuk penanggulangan bencana banjir di Jabodetabek dan sekitarnya tentunya harus memperhatikan pertumbuhan awan. Hal itu menjadi faktor penting yang harus terus dipantau secara berkesinambungan," ucap dia.
Dream - Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) mengeluarkan peringatan cuaca buruk bagi warganya yang tinggal di Jakarta dan sekitarnya. Menurut data yang didapat Kedubes AS, hujan lebat diperkirakan akan terjadi pada Minggu, 12 Januari 2020.
" Mengantisipasi petir dan angin kencang dengan kemungkinan banjir, tanah longsor, tidak adanya daya listrik dan kondisi sulit untuk berpergian ke luar area permukiman," tulis Kedubes AS, Rabu, 8 Januari 2020.
Kedubes AS meminta warganya menyiapkan rencana tanggap darurat. Warganya diminta menggunakan peralatan yang tersedia, sesuai laman https://www.ready.gov/ untuk rencana tanggap darurat di rumah, tempat kerja, dan sekolah.
" Pantau terus laporan kejadian dari media, waspadai selalu lingkungan sekitar, dan praktikan kepedulian personal," tulisnya.
Warga AS di Indonesia juga diminta memantau kondisi cuaca melalui laman BMKG dan Peta Bencana untuk memantau area yang tergenang banjir.
" Daftarkan dirimu di Smart Traveler Enrollment Program (STEP) untuk mendapat pembaruan informasi keamanan dan ikuti akun sosial media Kedubes Jakarta dan Konjen AS di Surabaya," tulisnya.
Dream - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi hari ini Senin, 6 Januari 2020 wilayah DKI Jakarta akan diguyur hujan disertai petir dan angin kencang.
" Waspada potensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang," tulis BMKG melalui laman resminya.
BMKG menyebut, hampir seluruh wilayah DKI Jakarta yakni Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Pusat, dan Jakarta Barat diprediksi akan hujan disertai petir dan angin kencang.
Dengan adanya potensi hujan tersebut, suhu di wilayah DKI Jakarta rata-rata 24-32 derajat Celcius.
Dengan adanya prediksi ini, BMKG meminta kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati apabila melakukan aktivitas di luar rumah.
Dream - Badan Meteolorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat hujan lebat yang terjadi pada 31 Desember 2019 - 1 Januari 2020 masuk dalam kategori ekstrem.
Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, A. Fachri Radjab mengatakan, hujan ekstrem terjadi karena intensitas sudah melebihi batas wajar yang dibuat oleh BMKG yakni 150 milimeter per hari.
Sementara di kawasan Halim, Jakarta Timur, intensitas hujan tercatat mencapai 377 milimeter pe rhari dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebanyak 335 milimeter per hari.
" Ini masuk kategori ekstrem kalau mengikuti kategori BMKG lebih dari 150 milimeter," ujar Fachri dikutip dari akun Instagram @infobmkg.
Fachri menjelaskan, penyebab hujan ekstrem itu dikarenakan adanya angin yang bertiup dari utara dan selatan saling bertemu di atas Pulau Jawa.
" Kondisi ini menjadikan banyaknya awan di atas Pulau Jawa," kata dia.
Foto: Twitter Indonesia Baik
Kondisi tersebut tercatat paling ekstrem sejak 154 tahun lalu, yakni curah hujan mencapai 377 milimeter per hari.
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati