Ilustrasi Ac/Shutterstock
Dream - Meski masih sering turun hujan, beberapa wilayah di Tanah Air mulai memasuki musim panas atau kemarau. Di saat inilah cuaca terasa sangat terik dan kering. Tinggal di dalam rumah saat matahari tengah bersinar terang seperti berada di dalam oven.
Saat kondisi inilah mesin pengatur suhu (air conditioner/AC) menjadi sang penolong. Suhu panas di dalam rumah akan langsung sirna begitu mesin AC dinyalakan dengan temperatur sangat rendah.
Namun di tengah pandemik Corona saat ini, muncul sejumlah laporan yang mengklaim bahwa menggunakan AC dapat menyebabkan peningkatan penyebaran virus corona baru. Seperti diketahui, pandemi COVID-19 telah menyebar ke 185 negara di seluruh dunia termasuk Indonesia.
Dilansir dari India Times, berikut adalah pedoman menggunakan AC saat pandemi corona virus.
Pedoman ini disusun Indian Society of Heating Refrigerating and Air Conditioner Engineers (ISHRAE) dan dibagikan Central Public Works Department (CPWD).
Sesuai pedoman, pendingin udara di rumah idealnya beroperasi antara 24-30 derajat Celcius dan kelembaban harus antara 40-70 persen.
Para ahli juga menyatakan bahwa ruangan harus berventilasi baik dengan menjaga jendela sedikit terbuka dan buang melalui pengelupasan alami.
Jika ada kipas angin di dekatnya, maka bisa dinyalakan untuk memberikan ventilasi yang lebih baik
Pedoman ini juga menyarankan penggunaan pendingin evaporatif (Desert Cooler) untuk melawan panas dan suhu yang meningkat.
Kamu juga dapat memasukkan filter udara ke dalam pendingin ini untuk menjauhkan debu dan menjaga kebersihan.
Hal ini penting bahwa pendingin kamu harus menarik udara dari luar untuk memastikan ventilasi yang baik dan jendela harus tetap terbuka untuk mengurangi kelembaban.
Sekali lagi, bahkan dengan penggunaan kipas listrik, jendela harus tetap terbuka untuk ventilasi yang baik dan kipas buang, jika ada di dekatnya, harus dinyalakan untuk hal yang sama.
Menurut para ahli, sementara pendingin udara jendela yang digunakan di rumah baik-baik saja, masalahnya terletak pada penggunaan pendingin sentral.
Sistem kondisian udara sentral ini digunakan di mal, kantor perusahaan dan pemerintah, rumah sakit, dan lainnya dapat menyebabkan peningkatan peluang penyebaran virus korona ke orang lain di gedung yang sama.
Inilah sebabnya mengapa penggunaan ventilasi dengan udara luar sangat disarankan.
(Laporan: Cindy Azari)
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal