Ilustrasi (Foto: Pexels)
Dream – Pejabat tinggi Rusia mengklaim negaranya sudha bisa memproduksi vaksin virus corona pada bulan September mendatang. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menjadikan vaksin tersebut sebagai priorritas utama.
" Rusia mungkin salah satu yang memproduksi vaksin dengan dana miliaran yang diinvestasikan di AS dan semua perusahaan farmasi yang bekerja di sana, " kata Kirill Dmitriev, Kepala Eksekutif Investasi Rusia.
Rusia mengklaim bahwa tahap uji coba hingga vaksin virus corona ditemukan hanya membutuhkan waktu tiga bulan. Dmitriev mengatakan Rusia tidak perlu mencuri informasi dari pengembang vaksin saingannya.
Pemerintah Rusia sendiri telah menandatangani kesepakatan dengan AstraZeneca untuk memproduksi vaksin corona di University of Oxford di R-Pharm.

Beberapa ahli tetap skeptis dengan kemampuan Rusia untuk memproduksi vaksin sendiri pada bulan September. " Kami tidak berpikir itu realistis," kata Peter Shapiro, seorang analis farmasi di perusahaan riset GlobalData. " Rusia bukan produsen utama obat atau biologik berkualitas ekspor."
Namun Dmitriev tak mengacuhkan komentar sinis itu dengan mengatakan dia sangat percaya diri pada kandidat vaksin Rusia. Vaksin ini telah dibiayai oleh RDIF dan dikembangkan oleh Gamaleya Institute yang didukung negara di Moskow. Dan telah menyelesaikan uji coba tahap 1 pada 50 orang.
Dmitriev mengatakan bahwa para peneliti di Rusia sedang menguji dua jenis vektor adenovirus. Untuk mengurangi kemungkinan kekebalan yang sudah ada sebelumnya. Vaksin itu akan mulai di uji coba fase 3. Tepatnya akan dilakukan pada 3 Agustus di Rusia dan juga Arab Saudi. Rusia dapat membuat 30 juta dosis di dalam negeri pada tahun 2020 dan 170 juta untuk luar negeri.

Selain memproduksi vaksin untuk AstraZeneca, R-Pharm akan membuat vaksin yang lokasi produksinya berada di Rusia. Alium Pharmaceutical Holding, yang berbasis di Moskow dan dimiliki oleh miliarder Vladimir Evtushenkov Sistema PJFSC, juga setuju untuk memproduksi vaksin terkemuka Rusia.
Rusia memiliki rekam jejak pengembangan vaksin menggunakan adenovirus. Yang dulunya digunakan untuk merancang vaksin virus Ebola. Dan Rusia semakin aktif dalam mempromosikan keahlian pembuatan vaksinnya di Afrika. Pemerintah Rusia bersama-sama dengan United Company RUSAL membuka Pusat Penelitian Epidemiologi dan Pencegahan Penyakit Infeksi Rusia-Guinea pada 2014 di Guinea.
(Sumber: scmp.com)
Advertisement
Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang

Anggota DPR Minta Menteri Kehutanan Raja Juli Mundur!

Salut! Praz Teguh Tembus Aras Napal, Daerah di Sumut yang Terisolir karena Banjir Bandang


Toyota Rehabilitasi Toilet di Desa Wisata Sasak Ende, Cara Bangunnya Seperti Menyusun Lego

Mahasiswa UNS Korban Bencana Sumatera Bakal Dapat Keringanan UKT

Makin Sat Set! Naik LRT Jakarta Kini Bisa Bayar Pakai QRIS Tap

Akses Ancol Ditutup karena Banjir Rob Masuki Puncak, Warga Jakarta Utara Diminta Waspada

Habib Husein Jafar Bagikan Momen Saat Jenguk Onad di Panti Rehabilitasi

Perdana, Kate Middleton Kenakan Tiara Bersejarah Berhias 2.600 Berlian

Update Korban Banjir Sumatera: 846 Meninggal Dunia, 547 Orang Hilang