Dream - Saat ini pasti Anda sering mendengar mengenai tantangan Ice Bucket yang dilakukan sejumlah orang di dunia termasuk politisi dan selebriti dunia. Ice Bucket Challenge atau bisa dikatakan menyiramkan diri dengan seember es batu dan air dingin. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penggalangan dana untuk penderita Neurodegeneratif Progresif.
Neurodegeneratif Progresif/ALS merupakan penyakit yang menyerang sel saraf di otak dan sumsum tulang belakang, khususnya saraf motorik. Berikut informasi untuk mengenali gejala penyakit Neurodegeneratif Progresif:
1. Penyakit ini menyerang sel saraf yang mengontrol gerak yang disadari, seperti tangan, kaki, wajah dan lainnya. Penderita ini dapat mengalami depresi, turunnya kemampuan kognitif, seperti sulit mengambil keputusan dan mengingat.
2. Tidak ada riwayat bahwa penyakit Neurodegeneratif Progresif ini merupakan keturunan.
3. Neurodegeneratif Progresif umum terjadi pada laki-laki dibanding perempuan, serta lebih banyak orang Kaukasia dibandingkan ras lainnya. Lebih dari 20 persen pemyakit ALS terjadi pada laki-laki. Banyak terjadi pada orang berusia antara 60-69, namun tidak menutup kemungkinan usia muda dapat terjangkit penyakit ini.
4. Awalnya penderita ALS sering mengalami sulit memegang barang dan selalu jatuh, sulit mengancingkan baju. Adapun gejala lain misalnya, rasa lelah, kram pada ekstremitas, kedutan berulang di bagian otot tertentu. Gejala itu terus meningkat yang akan berakibat sulit menelan, mengunyah dan berbicara bahkan kehilangan kemampuan bernapas. Kebanyakan penderita ALS akan meninggal dua sampai lima tahun ke depan setelah terdiagnosis, paling banyak karena gangguan pernapasan.
5.Pada awalnya gejala ALS tidak terlihat atau samar makanya sering dianggap sepele, namun lama kelamaan reaksi penyakit ini akan terlihat setelah melakukan tes urine, tes darah dan beberapa pemiriksaan lainnya.
Pemeriksaan urine dan tes darah perlu dilaksanakan karena untuk mengetahui penyebab lainnya. Scan otak dan tulang belakang menggunakan Magetic Resonance Imaging (MRI): teknik scanning menggunakan gelombang radio dan medan magnet yang kuat ini menghasilkan citra otak dan tulang belakang yang normal. Cara ini juga mampu mendeteksi stroke, alzheimer, parkinson atau tumor.
Electromyography juga dapat mengukur aktivitas kelistrikan dalam otot pada saat otot berinteraksi atau berkontraksi saat rileks. untuk mengukur penurunan laju rambat dan kekuatan impuls juga dapat menggunakan Nerve Conduction Test.
Ketika seseorang itu terdeteksi menderita ALS hasilnya akan terlihat sebulan kemudian atau setelah si penderita mengalami pelemahan otot, pengecilan otot, kedutan, otot kaku, di bagian tubuh lebih dari tiga titik.
Advertisement
Eksis Sejak 2012, Komunitas Fotografi di Bandung Ini Punya Nama Unik

Di Tengah Hujan Abu Semeru, Kurir Ini Tetap Melaju Antarkan Paket

3,5 Miliar Data Akun WhatsApp Berpotensi Bocor, Peneliti Ungkap Celah Serius di Sistem Keamanan

Status Tanggap Darurat Semeru Diperpanjang, Pemerintah Lumajang Fokus pada Keselamatan Warga

Gubernur Papua Angkat Suara Soal Ibu Hamil Meninggal Usai Ditolak 4 Rumah Sakit


Alyssa Daguise Hamil Anak Pertama, Maia Estianty Sudah Bikin Panggilan Imut Sebagai Nenek

Mengenal Sinkop Vasovagal yang Diderita Chaeyoung TWICE, Penyakit yang Bikin Pingsan Mendadak


Fiki Naki dan Tinandrose Resmi Menikah: Momen Haru, Senyum Bahagia, dan Doa dari Sahabat

Trik Bikin Tahu Cabe Garam Super Krispi, Garing Lama, dan Tidak Hancur Saat Digoreng

Eksis Sejak 2012, Komunitas Fotografi di Bandung Ini Punya Nama Unik

Di Tengah Hujan Abu Semeru, Kurir Ini Tetap Melaju Antarkan Paket