Tolak Cinta, Wanita Ini Kena Teror Order Fiktif Selama 2 Tahun

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Minggu, 26 Juli 2020 15:02
Tolak Cinta, Wanita Ini Kena Teror Order Fiktif Selama 2 Tahun
Titik sempat depresi lalu kemudian coba dibantu untuk tetap sabar.

Dream - Seorang wanita bernama Titik Puji Rahayu warga Desa Jungsemi, Kendal, Jawa Tengah mengaku selalu mendapatkan kiriman barang yang tidak dipesan sejak akhir 2018.

Banyak pesanan barang dialamatkan ke rumah Titik. Bahkan pernah dalam sehari belasan pesanan dikirim ke rumahnya.

Teror orderan fiktif ini menurutnya, sudah terjadi saat ia bekerja di Semarang.

Kiriman telepon genggam pun pernah dalam sehari didapatkan dan pengirim meminta Titik untuk membayarnya.

“ Awal teror terjadi saat saya kerja di Semarang. Tiba-tiba ada kiriman pesanan HP untuk saya. Hampir setiap hari ada padahal saya tidak pernah memesan,” katanya saat ditemui di Cepiring, Kendal, Jumat 24 Juli 2020.

1 dari 4 halaman

Ilustrasi Gadis Bingung

Merasa tidak pernah memesan apalagi meminta dikirim, Titik pun enggan membayar dan mengembalikan orderan tersebut.

Beberapa kali sempat ribut dengan pengantar pesanan, karena banyak yang dikirim dari luar kota dan tetap meminta Titik harus membayar pesanan.

Namun karena tidak pernah memesan, akhirnya kiriman barang itu dibawa kembali oleh pengirimnya.

Titik pernah pindah dari Desa Jungsemi dan pergi ke Batam. Namun di kota tersebut teror orderan fiktif masih diterimanya.

2 dari 4 halaman

Ia tidak tahu siapa yang memesan barang-barang dan meminta dikirim ke alamatnya serta diminta membayar pesanan tersebut.

“ Tidak tahu siapa yang memesan barang itu,” imbuhnya.

Dirinya mengaku pernah ada seorang temannya yang suka namun ditolak. Kemungkinan sakit hati dan meneror dirinya dengan pesanan barang tersebut.

Merasa tidak nyaman banyak kiriman barang, Titik melaporkan kejadian ini ke Polsek Kangkung, Polres Kendal hingga ke Direskrimsus Polda Jawa Tengah.

3 dari 4 halaman

Namun hingga kini kasus teror orderan fiktif ini belum diungkap dan masih banyak kiriman barang ke rumahnya.

“ Sepekan lalu masih ada orang yang kirim nanas satu truk ke rumah. Untuk sementara waktu saya memilih mengungsi ke rumah kerabatnya untuk menenangkan diri,” jelasnya.

Sementara itu Sri Murtuti atau yang dikenal Bunda Gendis mengatakan, Titik sempat depresi lalu kemudian coba dibantu untuk tetap sabar.

“ Saya lihat Titik seperti depresi dengan teror pesanan itu. Saya coba bantu untuk menenangkan tapi menjadi korban teror. Misalnya foto saya diunggah oleh orang yang meneror Titik ke media sosial,” ungkap Bunda Gendis.

4 dari 4 halaman

Sedangkan Kepala Desa Jungsemi, Dasuki mengatakan kasus teror order fiktif ini diduga dilakukan oleh orang yang sakit hati kepada Titik Puji Rahayu.

Dasuki yang pernah membantu menyelesaikan kiriman pesanan fiktif ini juga menjadi korban teror. Foto istrinya diunggah ke media sosial dengan mencantumkan nomor telepon dirinya.

“ Yang ramai dibicarakan orderan itu berkaitan dengan gaib, namun saya jelaskan bahwa orderan itu dilakukan oleh orang yang sakit hati dengan Titik. Saya yang ikut membantu juga kerap diteror oleh pelaku,” jelas Dasuki.

 

 

Beri Komentar