Foto: Shutterstock.com
Dream - Saat ini, banyak anak muda dan orang tua suka memiliki rambut berwarna agar terlihat unik dan menarik.
Namun, tidak semua jenis rambut bisa dicat. Sebab, 5 persen orang yang rambutnya dicat akan mengalami alergi terhadap bahan tertentu dalam produk yang digunakan.
Selain peroksida, salah satu bahan dalam cat rambut yang bisa menyebabkan alergi adalah ParaPhenyleneDiamine yang disingkat PPD.
Ketika keduanya bereaksi, PPD menjadi teroksidasi sebagian dan bisa menyebabkan reaksi alergi. Inilah yang terjadi pada wanita ini setelah penata rambut mengecat rambutnya sebanyak empat kali.
Pengalaman buruk itu dialami seorang wanita bernama Deng. Berambut hitam, Deng begitu bergebu mengubah warna rambutnya menjadi warna abu hijau. Dia pun memutuskan datang ke sebuah salon di Kota Deyangm, Provinsi Sichuan, China, pada 1 Agustus 2017 lalu.
Seluruh proses pengecatan rambut Deng yang sampai memakai proses empat kali dilakukan selama tujuh jam.
Karena rambutnya hitam dan panjang, penata rambut memberitahu Deng bahwa dia harus melakukan bleaching yang merupakan prosedur normal dalam proses mewarnai rambut.
© Dream
Namun, penata rambut tersebut mengklaim bahwa warna rambut Deng tidak konsisten, dan memutuskan melakukan pengecatan kedua.
Pada saat itu, Deng mengeluh bahwa dia merasakan kulit kepalanya terbakar. Tapi penata rambut mengatakan bahwa itu adalah sesuatu yang normal dan meminta Deng untuk bertahan sedikit.

Selama pengecatan ketiga, Deng mengeluh sakit dan sensasi terbakar yang dialami di seluruh kulit kepalanya. Dia mengatakan mungkin ada yang salah dengan produk yang digunakan untuk mengecat rambutnya.
Lagi-lagi, penata rambut mengatakan bahwa itu normal. Penata rambut bahkan mengatakan dia menggunakan produk yang sama pada pelanggan lainnya.
Pada pengecatan keempat, Deng sudah tidak tahan lagi dengan rasa sakit dan terbakar di kulit kepalanya. Dia segera menghubungi putrinya untuk menjemputnya.
© Dream
Saat itulah, si penata rambut menyadari ada yang tidak beres. Ternyata kulit kepala Deng sudah terbakar karena senyawa kimia dalam produk yang dia gunakan.
Ternyata Deng telah mengalami apa yang disebut dengan syok anafilaksis, yaitu kegagalan sirkulasi darah akibat reaksi alergi berat. Alergi ini dapat berakibat fatal apabila tidak segara ditangani.
Deng segera dibawa ke rumah sakit. Dokter kulit yang menanganinya mengatakan bahwa Deng menderita syok anafilaksis karena reaksi alergi terhadap pewarna rambut dan menyebabkan 40% luka bakar kimia pada kulit kepalanya.
Dokter tidak punya pilihan selain menyarankan Deng untuk mencukur semua rambutnya yang panjang. Dokter takut residu pewarna rambut dapat menyebabkan reaksi yang lebih buruk.
© Dream
Deng yang stres karena ulah salon terpaksa dirawat selama lima hari di rumah sakit.
" Aku dulu punya rambut yang hitam dan panjang. Aku tidak bisa terima dengan penampilanku sekarang yang botak," keluh Deng.
Deng memutuskan akan menggugat salon tersebut agar membayar biaya perawatan di rumah sakit, biaya membeli wig, biaya perasaan malu, dan biaya lainnya. Jika ditotal kompensasi yang harus dibayar salon adalah 60.000 yuan (setara Rp121 juta).
Namun, penata rambut, yang memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun mengatakan bahwa dia belum pernah menghadapi situasi seperti itu sebelumnya.
Pihak salon setuju untuk membayar biaya pengobatannya sebesar 2.600 yuan (setara Rp5,2 juta) namun menolak menanggung biaya lainnya. Deng sedang mempertimbangkan tindakan hukum terhadap salon tersebut.
(Sumber: viral4real)
Advertisement
Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?

Komunitas InterNations Jakarta, Tempat Kumpul Para Bule di Ibu Kota

Lihat Mewahnya 8 Perhiasan Bersejarah Kerajaan Prancis yang Dicuri dari Museum Louvre
