Heboh Tanah Retak 20 Meter Usai Hujan di Depok, Ini Kata PVMBG

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 23 Oktober 2018 17:01
Heboh Tanah Retak 20 Meter Usai Hujan di Depok, Ini Kata PVMBG
Warga Depok khawatir retakan tanah itu menimbulkan korban.

Dream - Masyarakat Kampung Pedurenan, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, dihebohkan fenomena retakan tanah yang cukup lebar. Mereka khawatir retakan tanah tersebut menimbulkan korban.

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 20 Oktober 2018 sore hari. Saat itu, Kota Depok diguyur hujan deras disertai angin kencang hingga menimbulkan banjir di beberapa tempat.

Ketua RT 02 RW 02 Cisalak Pasar, Endang Suherman, mengatakan banjir tidak lama terjadi dan langsung surut. Saat air surut itulah warga kaget menemukan retakan tanah.

" Air pada masuk ke dalam lubang disertai suara gemuruh, jadi banjir kemarin berhenti karena ada belahan itu," ujar Endang, dikutip dari Liputan6.com.

Menurut Endang, panjang tanah yang retak mencapai 20 meter. Sementara lebar dan dalamnya berbeda-beda.

" Kedalamannya ada sekitar 1 meter, 1,5 meter, 80 cm, 70 cm, sedangkan jarak regang ada 80 cm dan 30 cm," kata Endang.

 

1 dari 2 halaman

Ini Penyebabnya

Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Sumaryono, menjelaskan retakan tanah biasanya terjadi karena lokasi sebelumnya merupakan kawasan aliran air. Aliran tersebut tertimbun tanah karena alasan tertentu.

" Kemungkinan timbunan atau bekas aliran air, sungai lama, atau saluran air yang ditimbun, kayak parit kemudian ditimbun," ujar Sumaryono.

Retakan tanah di Depok

Menurut Sumaryono, jika retakan terjadi di daerah berlereng dapat menjadi pertanda tanah longsor. Tetapi, dia menduga hal itu tidak terjadi mengingat retakan ditemukan di Depok dengan kontur tanah datar.

" Kalau tanahnya datar, enggak berpotensi longsor," kata Sumaryono.

2 dari 2 halaman

Bukan Likuifaksi

Selanjutnya, dia menjelaskan retakan tanah yang terjadi di Depok bukanlah likuifaksi. Sebab, penyebab retakan tidak memenuhi unsur pemicu terjadinya likuifaksi.

" Kalau likuifaksi timbul akibat adanya gempa, kalau ini kan tidak," ucap dia.

Lebih lanjut, Sumaryono mengimbau masyarakat sekitar segera menguruk retakan tersebut dengan tanah. Jika tidak, dikhawatirkan retakan dapat melebar.

" Sebaiknya ditutup secepatnya biar air tidak masuk. Air semakin banyak masuk, retakan akan semakin luas. Selain itu, dibuat saluran agar air tidak masuk ke situ," ucap dia.

(Sah, Sumber: Liputan6.com/Muhammad Ali)

Beri Komentar