Terungkap Alasan Logis Mantan KSAD Jenderal Wismoyo Pakai Arloji di Tangan Kanan

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Jumat, 29 Januari 2021 19:00
Terungkap Alasan Logis Mantan KSAD Jenderal Wismoyo Pakai Arloji di Tangan Kanan
Jenderal (Purn) AM Hendropriyono ternyata memiliki kenangan khusus tentang sosok Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar.

Dream - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono ternyata memiliki kenangan khusus tentang sosok mendiang Jenderal (Purn) Wismoyo Arismunandar. Dia menyebut, mantan KSAD itu sebagai ksatria yang teguh akan prinsip dan miliki pemikiran out of the box.

Kenangan lain yang diingat oleh Hendropriyono adalah kebiasaan Wismoyo Arismunandar yang memakai arloji di pengelangan tangan kanan. Umumnya arloji dipakai masyarakat di tangan kiri.

Teknologi jam tangan di masa lalu, kata Hendropriyono, lebih banyak menggunakan semacam pegas yang perlu sering digerakkan agar jarum bergerak konstan.

Lantaran kebanyakan orang Indonesia beraktivitas menggunakan tangan kanan, Wismoyo pun muncul dengan gagasan mengenakan jam tangan di bagian tangan tersebut. 

" Itu pertimbangan sederhana dan logis dari seorang Wismoyo. Sampai sekarang, bekas anak buah Pak Wismoyo itu ya disuruh nggak disuruh ngikutin pakai arlojinya di tangan kanan karena lebih banyak bergerak," tutur Hendropriyono.

1 dari 3 halaman

Dia mengaku sangat kehilangan dengan sosok atasannya. Saat menerima kabar Wismoyo berpulang, Hendropriyono menyempatkan diri untuk bertakziah ke kediamannya di Bambu Apus, Jakarta Timur.

" Saya tak kuasa memendung air mata, terkesan kembali oleh sikap-sikap kepemimpinan almarhum. Saya sadar, saya juga akan mengikuti jejak beliau. Saya juga sudah tua, 76 tahun, akan menyusul ke alam baka juga. Saya berdoa semoga Pak Wismoyo mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT," tutur Hendropriyono.

Wismoyo lahir di Bondowoso, Jawa Timur, 10 Februari 1940. Dia mengembuskan nafas terakhir pada Kamis, 28 Januari 2021 pukul 04.29 WIB di RS Pondok Indah, Jakarta. Dia dimakamkan di Giribangun, Karanganyar, Jawa Tengah.

      View this post on Instagram      

A post shared by AM Hendropriyono (@am.hendropriyono)

 

2 dari 3 halaman

Penemuan Death Letter Box

Tak hanya itu, dalam unggahan Instagram Jendral Priyono lainnya ia juga berbagi kenangan masa hidup Wismoyo saat operasi militer anti gerilya dari pasukan rakyat Serawak (PGR/Paraku) di Kalimantan Barat (1969-1970).

Ia dan Wismoyo bertugas bersama menyusuri ratusan kilometer hutan Kalimantan yang sangat lebat. 

Hendropriyono mengaku terkesan karena Wismoyo adalah satu-satunya tentara yang berhasil menemukan death letter box (sistem komunikasi gerilyawan).

" Pak Wismoyo adalah satu-satunya tentara yang menemukan apa yang disebut Death Letter Box," tulis Jendral Priyono dalam unggahannya. 

 

3 dari 3 halaman

Kala itu, Wismoyo merasa ada yang aneh, kemudian meminta pasukan menggali di sebuah titik tanah. Setelah itu benar saja, pasukan menemukan sepucuk surat komunikasi musuh di dalam galian tanah tersebut.

" Saya menjadi Kepala Seksi Intelijen, saya tinggal melanjutkan membuka Death Letter Box yang lain, tapi awal dari pembongkaran adalah penemuan Pak Wismoyo," ungkapnya. 

Death Letter Box merupakan alat pembawa pesan yang dibawa seorang kurir dari satuan induk untuk satuan induk yang lainnya. Setelah itu, kurir akan meletakkan suratnya di dalam tanah, diambil oleh kurir yang lainnya di tempat yang sudah disepakati sebelumnya.

      View this post on Instagram      

A post shared by AM Hendropriyono (@am.hendropriyono)

 

Beri Komentar