Dr Nico Prucha (nu.or.id)
Dream - Kelompok ektrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) gencar menyebarkan propaganda untuk menarik dukungan tindakan teror. Penyebaran itu menjadi semakin massif dengan menggunakan teknologi internet menggunakan materi video.
Menurut peneliti Pusat Studi Radikalisme dan Kekerasan Politik di King's College London, Dr Nico Prucha, video yang tersebar itu banyak menggunakan bahasa Arab dan bahasa-bahasa lain. Materi yang disampaikan pun kerap menafsirkan Alquran dan hadis secara serampangan.
" Apabila kita lihat, video dan teks yang mereka gunakan dalam menafsirkan Alquran dan sunnah banyak yang keliru," kata Nico saat menjadi pembicara di International Summit of The Moderate Islamic Leaders (ISOMIL) di Jakarta Convention Center, Selasa, 10 Mei 2016.
Pria yang fasih berbahasa Arab ini memberikan contoh dengan menayangkan salah satu video propaganda yang kerap digunakan ISIS. Dalam video itu, dia menemukan konsep pemaknaan tunggal yang menghakimi pihak lain.
Bahkan dalam pandangan ISIS, Nico mengatakan, Islam yang berkembang di Indonesia tidak benar. Ini lantaran Islam di Indonesia mengajarkan nilai-nilai toleransi.
" ISIS menolak adanya toleransi," ucap dia.
Dalam penelitian yang dia jalankan, setiap harinya ISIS mengunggah setidaknya dua video sebagai materi propaganda. Video semacam itu tersebar pesat di negara-negara Timur Tengah.
Negara-negara seperti Irak, Arab Saudi, dan Yaman menjadi target penyebaran video itu. Bahkan, sebaran video propaganda itu menjangkit di beberapa negara di Eropa.
" Mereka menggunakan dalih negeri Syam sebagai tanah yang harus dipertahankan. Mereka menyebut orang-orang yang mempertahankan tanah itu sebagai Tentara Allah," kata dia.
Untuk itu, dia meminta kewaspadaan umat Muslim di dunia dalam beraktivitas di dunia maya. Menurut dia, salah satu strategi besar ISIS ialah menyebarkan ajaran melalui internet.
" ISIS punya strategi besar dan berlangsung melalui internet. Mereka menguasai beberapa kawasan di Timur Tengah. Bukan saja dalam bahasa Arab, mereka juga menguasai lima persen bahasa lain," kata dia.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu