Jokowi: Tiap Minggu Saya Masuk Pondok Pesantren

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 9 Agustus 2018 06:01
Jokowi: Tiap Minggu Saya Masuk Pondok Pesantren
Jokowi mengajak masyarakat untuk tidak terjebak isu politik.

Dream - Presiden Joko Widodo kerap mendapat serangan tudingan miring. Beberapa di antaranya seperti antek asing, anak PKI, juga tidak pro Islam.

Menanggapi tudingan terakhir, Jokowi mengaku heran. Sebab, selama ini publik cukup tahu dia sering bepergian bersama Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Maruf Amin.

" Bahkan tiap minggu saya masuk ke pondok-pondok pesantren," kata Jokowi saat pembukaan Pendidikan Kader Ulama XII di Bogor, dikutip dari setkab.go.id, Rabu 8 Agustus 2018.

Tujuan Jokowi rajin berkunjung ke pesantren yaitu untuk melihat langsung kesulitan yang dihadapi umat Islam, terutama para santri dan kiai. Selain itu, juga untuk mendorong kemandirian pesantren.

 

1 dari 3 halaman

'Sudah Kayak Gitu Tidak Pro Islam?'

'Sudah Kayak Gitu Tidak Pro Islam?' © Dream

Menurut Jokowi, pemerintah telah membuka 40 bank wakaf mikro berbasis pesantren. Tiap bank mendapatkan modal Rp40 miliar untuk dikembangkan menuju kemandirian ekonomi umat.

" Pemerintah bertekad akan memperbanyak lagi jumlah bank wakaf mikro," kata Jokowi.

Selain itu, Jokowi menyatakan terbuka peluang adanya kerja sama kemitraan untuk meningkatkan kesejahteraan umat. Dengan begitu, jurang kesenjangan yang ada di masyarakat dapat dipersempit.

" Inilah upaya-upaya yang harus kita lakukan, jangan sampai ada suara-suara Jokowi tidak pro Islam," kata Jokowi.

Ditambah lagi, kata Jokowi, sudah ada Peraturan Presiden mengenai Hari Santri Nasional. " Masa sudah kayak gitu tidak pro Islam?" tanya Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi mengajak masyarakat khususnya umat Islam untuk tidak terjebak pada isu politik. " Ini semua dimulai dari situ. Jangan diteruskan," kata Jokowi.

2 dari 3 halaman

Bertemu Jokowi, PP Muhammadiyah Beri 5 Masukan Nawacita II

Bertemu Jokowi, PP Muhammadiyah Beri 5 Masukan Nawacita II © Dream

Dream - Presiden Joko Widodo mendapat kunjungan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Istana Negara. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menekankan betapa pentingnya pembangunan infrastruktur yang tengah digalakkan pemerintah.

" Kalau enggak ada itu (infrastruktur), Saudara-saudara bisa bayangkan negara kita sebesar ini, 17.000 pulau, 514 kabupaten dan kota, 34 provinsi, bayangkan semua harus ada airport-nya, itu semua harus ada pelabuhannya," kata Jokowi, dikutip dari setkab.go.id, Selasa 7 Agustus 2018.

Jokowi membagi pengalaman berkeliling Indonesia dengan pelbagai pesawat udara. Dia mengaku sudah pernah terbang dengan pesawat Hercules sampai CN.

" Saudara-saudara ke sini naik Hercules, benar? Enak ndak? Enak? Enak? Benar? Apa itu, pengap. Ini blak-blakan namanya. Enak tapi pengap, gitulah," kata Jokowi.

Saat menaiki pesawat jenis CN, Jokowi diminta menggunakan pelindung telinga karena tidak dilengkapi peredam suara di badan pesawat. Tetapi, Jokowi tidak pernah memakai alat itu.

" Sudah, saya dengerin aja (suara mesin), tahu-tahu tidur saya," kata Jokowi disambut tawa para hadirin.

 

3 dari 3 halaman

5 Poin Masukan dari Muhammadiyah

5 Poin Masukan dari Muhammadiyah © Dream

Pada kesempatan tersebut, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan enam poin masukan kepada Jokowi. Masukan tersebut diharapkan dapat digunakan Jokowi sebagai bahan menyusun Nawacita jilid II.

Poin pertama yang disampaikan Haedar yaitu nilai-nilai agama dijadikan salah satu dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

" Kami yakin, dengan nilai agama hidup seperti itu bangsa, negara ini akan semakin kokoh," kata Haedar, dikutip dari muhammadiyah.or.id.

Muhammadiyah juga mengingatkan tentang meneguhkan Pancasila sebagai landasan, filosofi, alam pikir seluruh warga bangsa dan pengelolaan negara. Poin ketiga, menyusun dan melaksanakan kebijakan ekonomi berkeadilan sosial.

" Saya yakin dengan penguatan infrastruktur yang berhasil pada periode ini akan menjadi kekuatan pemerintahan ke depan," kata Haedar.

Poin keempat yaitu menegakkan dan mewujudkan kedaulatan bangsa dan negara sebagaimana amanat konstitusi. Poin kelima, penguatan daya saing sumber daya manusia Indonesia dan poin keenam, meningkatkan peran pro aktif untuk dunia.

" Muhammadiyah akan tetap dalam posisi sebagai ormas dan dakwah, tapi kita beri masukan jika pemerintahan ini diberi peluang lagi oleh rakyat, maka ini poin kebijakan," kata Haedar.

Beri Komentar